Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Fayakhun Andriadi, menyatakan kecewa dengan kinerja Polri dalam pemberantasan teroris yang mengakibatkan beberapa anggotanya tewas.

"Seharusnya Polri minta bantuan TNI dalam memberantas terorisme, terutama ketika operasi itu membutuhkan medan hutan. Polri tak berpengalaman perang di hutan kan," tandasnya kepada ANTARA, di Jakarta, Minggu malam.

Ia mengatakan itu, sehubungan dengan merebaknya informasi mengenia tewasnya lima orang anggota Polri (tiga anggota Densus 88, dua dari kesatuan Brimob), ketika terlibat kontak senjata dengan pasukan yang diduga kelompok teroris di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD), kemarin.

"Kan pihak Polri sendiri yang menyatakan, korban jatuh karena polisi tidak berpengalaman tempur di hutan melawan gerilya (seperti TNI yang telah berpengalaman menghadapi medan seperti itu sejak awal berdirinya," ungkapnya.

Karena itu, demikian Fayakhun Andriadi, pihaknya mendesak pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), agar meminta bantuan kepada pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam memberantas terorisme, apalagi terutama yang membutuhkan pertempuran hutan.

Keterlibatan TNI membantu Polri, menurutnya, sesuai dengan undang undang (UU), yakni, TNI bisa melakukan operasi militer non perang dalam melakukan pemberantasan terorisme.

"Timbulnya korban jiwa, yakni lima anggota Polri, juga 11 luka-luka, adalah karena pihak kepolisian ratu-ragu untuk meminta bantuan TNI. Dan ini berakibat fatal," tandanya.

Ke depan, menurutnya, tidak boleh lagi terjadi hal seperti sekarang ini.

"Mestinya ada langkah-langkah koordinasi sejak awal operasi pemberantasan terorisme di Indonesia. Jangan sampai operasinya hanya menimbulkan kerugian dan dampak kurang bagus bagi masyarakat," tegas Fayakhun Andriadi.
(M036/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010