Moskow (ANTARA News) - Pemimpin dinas keamanan federal Rusia, Sabtu, memastikan tewasnya seorang pemimpin gerilyawan yang ia tuduh merencanakan serangan bom di sebuah kereta api jurusan Moskow-St Petersburg, yang menewaskan 26 orang tahun lalu.

Alexander Tikhomirov, yang juga dikenal sebagai Said Buryatsky, termasuk di antara delapan gerilyawan yang tewas dalam serangan dua hari di wilayah Ingushetia di Kaukasus awal Maret, kata kepala FSB Alexander Bortnikov kepada Presiden Rusia Dmitry Medvedev.

"Bukti material telah ditemukan di tempat kejadian dari operasi khusus yang secara langsung terkait dengan ledakan kereta api yang dilakukan oleh kelompok gerilyawan itu November tahun lalu," ujar Bortnikov dalam pernyataan yang disiarkan di saluran Rossiya 24 Rusia TV.

Gerilyawan Islam dari Kaukasus Utara, Rusia, mengaku bertanggung jawab atas serangan di kereta Nevsky Express itu dan menjanjikan "aksi sabotase" lagi. Tidak ada serangan besar setelah itu.

Namun Buryatsky sendiri tak pernah menyatakan bertanggung jawab atas pemboman itu, dan komentar Bortnikov adalah yang pertama kali ia kaitkan langsung dengan serangan tersebut.

Kematian Buryatsky merupakan "kemenangan besar" bagi Kremlin dalam pertempurannya melawan gerilyawan di Kaukasus Utara, yang beberapa pengamat katakan telah berubah dari sebuah gerakan separatis akar rumput menjadi gerakan jihad global.

Kekerasan di wilayah Kaukasus Utara dalam bentuk penembakan dan bom bunuh diri, terutama di republik Chechnya, Ingushetia dan Dagestan --yang mayoritas-Muslim-- telah meluas dalam setahun terakhir.

Gerilyawan yang paling dicari oleh Rusia, Doku Umarov --kelahiran-Chechnya, berjanji di laman Internat Islam untuk meluaskan serangannya dari wilayah itu ke bagian lain Rusia.

Tikhomirov menamai kembali dirinya sendiri Said Buryatsky sejalan dengan nama daerah asalnya Buryatia di Siberia timur. Ia menjadi ulama dan menghabiskan beberapa tahun di Mesir, tempat ia belajar bahasa Arab sampai lancar, kata beberapa pengamat politik.

Agustus lalu ia menyatakan bertanggung jawab atas serangan mematikan di Kaukasus Utara dalam empat tahun terakhir, ketika seorang pembom bunuh diri menewaskan sedikitnya 20 orang dan melukai 138 orang di sebuah markas polisi di Ingushetia.

Pemimpin Ingushetia, Yunus-Bek Yevkurov, juga memastikan laporan bahwa Buryatsky telah tewas dalam pertempuran di dekat Nazran, kota terbesar Ingushetia.

"Ia telah tewas, tapi tempatnya akan diambilalih oleh ideolog lain," kata Yevkurov seperti dikutip oleh kantor berita Reuters.

Tahun lalu, Yevkurov hampir tewas dalam serangan bom bunuh diri yang polisi Rusia duga dilakukan oleh Tikhomirov.

Beberapa pengamat politik dan kelompok hak asasi manusia menyatakan pasukan keamanan secara efektif berperang dengan gerilyawan Islam, yang menginginkan sebuah negara Muslim merdeka berdasarkan Syari`ah di Kaukasus Utara.(*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010