Ketua HMI Makassar Akmal Sakti di sela-sela pertemuan Korps Alumni HMI (KAHMI) Sulsel di sekretariat HMI Cabang Makassar, Sabtu, mengatakan, hal tersebut dilakukan guna memberikan informasi kepada masyarakat bahwa aksi yang mereka lakukan tidak bertujuan untuk mengganggu ketenangan.
"Mungkin kami akan bagi-bagi bunga atau mungkin juga kami menutup jalan tapi tidak secara berlebihan. Yang pasti kami ingin sampaikan bahwa aksi yang kami lakukan tidak tidak bertujuan untuk bertabrakan dengan masyarakat maupun aparat," katanya.
Aksi dengan cara simpati dinilainya bisa memberi efek yang cukup baik pada masyarakat karena tidak akan menimbulkan keresahan seperti halnya aksi yang sudah berlangsung dua hari terakhir.
Dia menjelaskan, aksi unjuk rasa tetap perlu dilanjutkan untuk menuntut pencopotan pejabat kepolisian yang bertanggungjawab atas bentrok serta tuntasnya kasus Bank Century.
"Jika aksi dihentikan, maka aparat akan terus bertindak represif kepada mahasiswa yang berunjuk rasa guna menekan pemerintah menyelesaikan kasus Bank century," katanya.
Menurutnya, hari Sabtu ini pihak HMI di sejumlah kampus, seperti Universitas Muslim Indonesia (UMI), Universitas Negeri Makassar (UNM) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauaddin, terus melakukan konsolidasi hingga berlangsungnya gerakan yang lebih besar, yang direncanakan berlangsung pada Senin (8/3) mendatang.
Mengenai pertemuan antara pihak Kapolda Sulselbar, Forum Rektor, KAHMI dan HMI pada Jumat (5/3) malam di Aula Anging Mammiri rumah jabatan Walikota Makassar, dia mengatakan, belum ada kesepakatan.
Menurutnya, pertemuan belum menghasilkan kata damai dan apa yang disampaikan sejumlah pihak bahwa aparat dan mahasiswa sudah berdamai di Makassar adalah tidak benar.
"Tidak benar kalau ada oknum yang mengatakan kita sudah damai. Tadi malam pertemuan tidak menghasilkan keputusan apa-apa," ujarnya.(KR-AAT/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010