Jakarta (ANTARA News) - Berbagai gerakan mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Cipayung berencana menggelar acara malam keprihatinan dan doa di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, pada Sabtu malam, sebagai bentuk solidaritas atas tindak kekerasan yang dialami mahasiswa di Makassar, Sulawesi Selatan.
Siaran pers yang diterima ANTARA News di Jakarta, Sabtu, menyebutkan, acara tersebut rencananya dimulai pukul 21.00 WIB dan akan diisi dengan aksi teatrikal, serta pembacaan puisi dan doa. Aksi yang sama juga akan digelar secara serentak di seluruh Indonesia pada Senin (8/3).
Sekjen DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ton Abdillah Has mengatakan, malam keprihatinan tersebut disepakati dalam pertemuan sejumlah aktivis elemen organisasi mahasiswa dan pelajar yang tergabung dalam Kelompok Cipayung di Kantor Pengurus Besar Himpunan Mahasiwa Islam (PB HMI) di Jl Diponegoro Jakarta, Jumat (5/3).
Selain pengurus PB HMI dan IMM, hadir dalam pertemuan itu antara lain aktivis Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Pelajar Islam Indonesia (PII), Hikmahbudhi dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI).
Pimpinan organisasi mahasiswa dan pelajar tersebut, kata Ton Abdillah, mengutuk kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian dalam menangani aksi demonstrasi mahasiswa bertepatan dengan sidang paripurna DPR yang membahas hasil Panitia Angket Bank Century DPR.
Ton Abdillah Has mengungkapkan kehawatirannya akan kemungkinan munculnya penilaian buruk masyarakat atas aksi-aksi unjuk rasa mahasiswa yang dikesankan anarkis.
Padahal, katanya, unjuk rasa mahasiswa hanyalah satu ekspresi gerakan mahasiswa setelah sebelumnya didahului rasa keprihatinan atas kondisi kebangsaan. Keprihatinan tersebut lantas didiskusikan secara intelektual, kemudian diwujudkan dalam aksi unjuk rasa.
Menurut Ton Abdillah, aksi unjukrasa mahasiswa pun lebih banyak dilakukan secara damai, meskipun tak jarang karena upaya-upaya provokatif pihak luar bisa pula berakhir rusuh.
Sedangkan Sekjen PP PMKRI Emmanuel Herdianto, juga mengungkapkan kerisauan yang sama, namun ia meyakinkan, upaya melemahkan gerakan mahasiswa tersebut tidak akan berhasil.
Menurut dia, represivitas aparat dan intimidasi opini justru akan membuat mahasiswa bersatu dan konsisten memperjuangkan aspirasi rakyat yang menginginkan perubahan di Tanah Air.
Karena itu, katanya, mahasiswa akan konsisten meminta pengusutan tuntas skandal Bank Century.(A041/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010