Makassar (ANTARA News) - Suasana hening terjadi saat Kapolda Sulselbar Irjen Pol Adang Rochjana menitikkan air mata menjelaskan duduk perkara permasalahan polisi dengan mahasiswa yang berujung bentrokan keduanya.

Pertemuan forum rektor yang digagas Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin di rumah jabatannya, Jumat malam, menghadirkan para rektor se-Makassar, aktivis HMI Cabang Makassar dan Korps Alumni HMI (KAHMI) Sulsel.

Dalam pertemuan itu hampir seluruh rektor baik dari perguruan tinggi negeri (PTN) maupun perguruan tinggi swasta (PTS) yang menghadiri forum rektor itu menyalahkan dan mengutuk aksi penyerangan dan pengrusakan Wisma dan Sekretariat HMI Cabang Makassar di Jalan Botolempangan Makassar.

Rektor UNM Arismunandar menilai aksi mahasiswa UNM di depan kampusnya Jalan AP Pettarani masih dalam batas kewajaran.

Tetapi aksi solidaritas itu berubah ketika para mahasiswa melihat mobil patroli polisi berada tidak jauh dari kampus UNM.

Mahasiswa yang masih trauma dengan insiden penyerangan sekretariat langsung terpancing dan melakukan pengrusakan kendaraan milik polisi.

"Sebenarnya aksi solidaritas yang dilakukan para mahasiswa masih berjalan lancar pagi hingga siang harinya, tapi itu semuanya berubah ketika melihat mobil polisi tidak jauh dari kampus," kata Arismunandar.

Padahal, lanjutnya, sudah ada kesepakatan antara polisi dengan mahasiswa sebelum aksi solidaritas mahasiswa, bahwa mobil polisi tidak akan melintas di sekitar kampus, tetapi polisi malah melanggar kesepakatan yang telah dibuatnya itu.

Kapolda yang mendengar hujatan para aktivis HMI dan KAHMI itu tidak dapat menahan air matanya saat menjelaskan permasalahan yang terjadi dan menegaskan penyerangan yang dilakukan anggotanya --Aiptu Sut dari Detasemen Khusus Antiteror 88 Polda Sulselbar-- tidak pernah diketahuinya.

Adang menantang semua pengurus HMI Cabang Makassar jika letak permasalahan ini ada pada KC yang mengejek anggota Densus 88 sambil mengeluarkan perkataan yang tidak sopan pada saat melakukan aksi unjuk rasa mengenai skandal Bank Century.

Secara spontan, anggota yang tidak menyukai perlakuan KC akhirnya mencari keberadaan KC dan membuntutinya hingga ke Jalan Bawakaraeng.

"Kalau saudara sekalian bisa menghadirkan KC di tengah-tengah kita saya mau berbicara langsung dan mendengar penjelasannya, apalagi setahu saya dia itu bukan kader HMI karena dia pernah dipenjara dengan kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor)," katanya. (*)

KR-MH/B013/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010