Brussel (ANTARA News) - Sebuah kapal perang angkatan laut Eropa menangkap 11 tersangka perompak Somalia dan menghancurkan dua kapal mereka Jumat di Lautan India, kata juru bicara misi angkatan laut Uni Eropa (EU).
Misi anti-perompakan Atalanta EU melakukan pengejaran setelah serangan gagal perompak terhadap sebuah kapal dagang Prancis pada Kamis, di dekat lokasi serangan lain terhadap sebuah kapal Spanyol yang digagalkan oleh pengawal-pengawal swasta bersenjata, kata John Harbour kepada AFP.
Tiga kapal mencurigakan -- sebuah kapal induk dan dua perahu -- terlihat, dan penumpang-penumpangnya melemparkan sejumlah barang ke kapal ketika kapal perang Prancis, Nivose, dan helikopternya mendekati, katanya.
"Kami menemukan tersangka kelompok aksi perompakan," kata Harbour, juru bicara Pasukan Angkatan Laut Uni Eropa (EU-NAVFOR). "Helikopter mendekati perompak dan melihat mereka melemparkan barang-barang ke kepal."
"Mereka jelas-jelas tersangka perompak. Frigat menghancurkan kapal induk dan salah satu perahu dan menangkap 11 tersangka perompak di kapal," katanya.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan kemudian mengatakan, insiden itu terjadi sekitar 350 mil laut sebelah timur pantai Somalia, antara Seychelles dan Mombasa, Kenya.
Barang-barang yang ditemukan mencakup "sebuah peluncur roket, alat pengait dan beberapa barel bahan bakar"
Ke-11 orang itu kini ditahan oleh pasukan EU.
Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun 2008 saja.
Perompak menyerang lebih dari 130 kapal dagang pada tahun itu, atau naik lebih dari 200 persen dari serangan tahun 2007, menurut Biro Maritim Internasional.
Kelompok-kelompok bajak laut Somalia, yang beroperasi di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Asia dan Eropa, memperoleh uang tebusan jutaan dolar dari pembajakan kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden.
Perompakan meningkat di lepas pantai Somalia dalam beberapa tahun ini meski angkatan laut asing digelar di kawasan itu.
Patroli angkatan laut multinasional di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Eropa dengan Asia melalui Teluk Aden yang ramai tampaknya hanya membuat geng-geng perompak memperluas operasi serangan mereka semakin jauh ke Lautan India.
Perompak dari negara Tanduk Afrika yang gagal itu saat ini menahan belasan kapal dan lebih dari 200 orang awak kapal, termasuk pasangan Inggris yang kapal pesiarnya dibajak di lepas pantai Seychelles.
Dewan Keamanan PBB telah menyetujui operasi penyerbuan di wilayah perairan Somalia untuk memerangi perompakan, namun kapal-kapal perang yang berpatroli di daerah itu tidak berbuat banyak, menurut Menteri Perikanan Puntland Ahmed Saed Ali Nur.
Pemerintah transisi lemah Somalia, yang saat ini menghadapi pemberontakan berdarah, tidak mampu menghentikan aksi perompak yang membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal-kapal itu dan awak mereka.
Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka.
Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut.(*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010