Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan bahwa aktivitas terorisme yang terbongkar di Nangroe Aceh Darussalam belum lama ini bukan berasal dari unsur Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Kepala Negara mengungkapkan hal itu di Kantor Presiden di Jakarta Jumat siang saat memimpin rapat terbatas bidang politik hukum dan keamanan mengenai penegakan hukum dan pencegahan terorisme.

"Benar-benar kelompok teroris, yang mengorganisasi diri dengan rapi, memilih tempat-tempat daerah latihan di Aceh, dengan harapan orang sekarang tidak lagi melihat Aceh sebagai daerah konflik," katanya.

Menurut Kepala Negara, ada pihak-pihak yang berharap Indonesia terlena sehingga mereka dapat mempersiapkan segalanya untuk aksi-aksi terorisme.

"Saya memberikan apresiasi terhadap apa yang dilakukan jajaran politik hukum dan keamanan terutama jajaran Polri dibantu oleh yang lain yang selalu melaksanakan operasi untuk pemberantasan terorisme atau sel-sel terorisme di Aceh," katanya.

Presiden meminta semua bekerjasama sebaik-baiknya, antara bupati, walikota dengan aparat keamanan serta ulama dan tokoh masyarakat di Aceh.

"Sampaikan betul bahwa ini adalah sel dan unsur teroris. Saya mendapatkan laporan bahwa pemimpinnya pun bukan orng Aceh dan sebagian dari mereka berasal dari luar Aceh," katanya.

Sementara itu Tim gabungan dari Detasemen Khusus 88 Antiteror dan Kepolisian NAD menangkap 15 orang yang diduga memiliki kaitan dengan terorisme di Pegunungan Jalin, Kecamatan Jantho, Kabupaten Aceh Besar.

Penangkapan telah dimulai sejak 20 Febuari lalu. Satu diantara mereka, yang berinisial AB dilaporkan tewas ditempat oleh media karena menyerang polisi.

Polisi juga menyita barang bukti berupa empat senjata api laras panjang, 24 magasin dan satu granat asap selain berbagai atribut seperti seragam rompi militer serta sejumlah dokumen.

(T.G003*D012/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010