Kami beruntung memiliki investor yang sangat memahami bahwa bank berbasis teknologi itu perlu diperkuat dengan modal yang optimal

Jakarta (ANTARA) - PT Bank Jago Tbk (Bank Jago) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Senin (5/10), untuk meminta persetujuan atas dua agenda yaitu penyesuaian modal dasar atas hasil pelaksanaan rights issue tahap I dan pernyataan kembali anggaran dasar perseroan, serta rencana menambah modal melalui penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD/Rights Issue).

"Pemegang saham telah memberikan persetujuan atas kedua agenda tersebut. Kami sangat mengapresiasi, terutama terkait rencana penambahan modal melalui rights issue tahap II. Hal tersebut menunjukkan tingginya komitmen pemegang saham dalam mendukung rencana strategis bank ini ke depan, sebagai bank berbasis teknologi yang tertanam dalam suatu ekosistem," kata Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar di Jakarta, Senin.

Bank Jago telah menuntaskan rights issue tahap I pada April 2020 senilai Rp1,3 triliun. Dana hasil penerbitan saham baru tersebut digunakan untuk menambah modal, meningkatkan skala bisnis, merekrut sumber daya manusia yang relevan dengan aspirasi bank dan investasi di bidang teknologi. Tambahan modal juga telah mendorong Bank Jago naik kelas ke kelompok Bank BUKU II.

Kharim menjelaskan, agar memiliki daya saing tinggi dan mampu beradaptasi terhadap perubahan yang diakibatkan oleh pandemi COVID 19, bank dituntut untuk terus memperkuat modal, meningkatkan skala usaha dan membangun infrastruktur teknologi yang mumpuni.

"Sejak COVID-19, kita menyaksikan sendiri akselerasi adopsi teknologi dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari hari. Kami tentu ingin menjadi bagian dari perubahan hidup masyarakat yang semakin digital. Kami beruntung memiliki investor yang sangat memahami bahwa bank berbasis teknologi itu perlu diperkuat dengan modal yang optimal," ujar Kharim.

Di dalam RUPSLB, manajemen memaparkan jumlah saham baru yang akan diterbitkan mencapai sebanyak-banyaknya tiga miliar saham. Adapun detail informasi mengenai waktu pelaksanaan, rasio saham, harga dan target perolehan dana akan disampaikan setelah mendapatkan pernyataan efektif dari regulator.

"Yang pasti, dana hasil rights issue tahap II ini akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan agar dapat memenuhi aturan modal minimum bank sebesar Rp3 triliun, membiayai ekspansi usaha, investasi di infrastruktur teknologi informasi dan pengembangan sumber daya manusia," kata Kharim.

Bank Jago berawal di Bandung pada 1992 dengan nama PT Bank Artos Indonesia Tbk (Bank Artos). Setelah lebih dari 27 tahun melayani masyarakat dengan produk perbankan konvensional, pada 2019 Bank Artos memasuki era baru yang ditandai dengan masuknya PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) dan Wealth Track Technology Limited (WTT) sebagai pemegang saham pengendali, setelah mengakuisisi saham sebesar masing-masing 37,65 persen dan 13,35 persen.

Untuk mendukung aspirasi besar bank, pada 2020 manajemen melakukan perubahan nama dari PT Bank Artos Indonesia Tbk menjadi PT Bank Jago Tbk.

Bank Jago akan dikembangkan menjadi bank berbasis teknologi yang inovatif dan siap melayani kebutuhan nasabah di segmen pasar Usaha Kecil dan Menengah (UKM), ritel (consumer) dan mass market, melalui produk dan layanan perbankan yang tertanam dalam suatu ekosistem dengan mengoptimalkan teknologi.

Baca juga: Bank Jago siap mulai ekspansi di semester II-2020
Baca juga: Bank Jago siap layani ekosistem digital

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020