72,8 persen setuju dilakukan 'reshuffle' kabinet terhadap menteri-menteri yang kinerjanya buruk.
Jakarta (ANTARA) - Hasil survei Voxpopuli Research Center menyebutkan tingkat kepuasan publik kepada Presiden RI Joko Widodo masih cukup tinggi di tengah ancaman pandemi COVID-19.
"Selama setahun periode kedua Jokowi, kepuasan publik terhadap kepemimpinan Presiden masih menjulang tinggi hingga mencapai 64,7 persen," kata Direktur Eksekutif Voxpopuli Research Center Dika Moehamad dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin.
Menurut Dika, kebijakan yang diambil Presiden untuk menangani COVID-19 masih menjadi opsi terbaik.
Sebagai catatan, Presiden telah menerapkan sejumlah langkah, seperti pembatasan sosial berskala besar (PSBB), pemberian bansos, hingga pembukaan kegiatan ekonomi secara bertahap.
Baca juga: Indopol: 68,2 persen masyarakat puas kinerja Pemprov tangani COVID-19
"Masih terus naiknya kurva penambahan kasus positif hingga kesulitan ekonomi akibat dampak PSBB menjadi titik kelemahan Presiden Jokowi," katanya.
Di tengah tingginya kepuasan terhadap Presiden, catatan perlu diberikan kepada para pembantu di kabinet. Setidaknya ada sembilan menteri yang dipandang publik kinerjanya paling buruk dengan penilaian di bawah 1 persen.
Baca juga: Survei kepuasan publik meningkat, Bamsoet: MPR tidak puas diri
Yang ironis, Dika mencontohkan peran Terawan yang seharusnya menjadi sentral dalam krisis kesehatan dinilai tidak optimal.
Upaya mengendalikan COVID-19 dilakukan oleh Gugus Tugas atau kini berubah menjadi Komite Penanganan COVID-19-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCPEN).
Sementara itu, masuknya Nadiem yang sukses membangun start-up berstatus unicorn masih dipertanyakan kinerjanya.
Publik menilai belum ada gebrakan berarti, terlebih di tengah kegiatan sekolah yang terhenti dan kesulitan masyarakat untuk pembelajaran daring.
Edhy Prabowo dikenal kontroversinya dengan mengizinkan ekspor lobster dan lembek dalam mengatasi illegal fishing.
Menurut Dika, keputusan Edhy membalikkan kebijakan keras menteri sebelumnya dinilai publik sebagai keputusan yang tidak tepat.
Baca juga: Survei Median: 55,4 persen responden puas kinerja Jokowi-Ma'ruf
Berikutnya, Menteri Sosial Juliani P. Batubara (0,3 persen) dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati (0,2 persen). Selebihnya masih ada sejumlah nama lain yang hanya dinilai 0,1 persen dan tidak tahu/tidak menjawab 3,0 persen.
"Sebaliknya, sejumlah menteri dinilai berkinerja terbaik, yaitu Menteri Keuangan Sri Mulyani (25,3 persen), Menteri BUMN Erick Thohir (18,8 persen), dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno (13,0 persen)," kata Dika.
Menjelang setahun pemerintahan periode kedua, Jokowi sebaiknya mengevaluasi kabinet.
"Sebanyak 72,8 persen setuju dilakukan reshuffle kabinet terhadap menteri-menteri yang kinerjanya buruk, hanya 22,3 persen yang tidak setuju, dan 4,9 persen tidak tahu/tidak jawab," tutur Dika.
Margin of error survei sebesar ±2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020