Sekitar pukul 11.00 WIB debit air yang merendam lima RT di RW11 dan tujuh RT di RW07 telah surut dengan kedalaman 70 sentimeter di dekat tanggul
Jakarta (ANTARA) - Banjir yang merendam permukiman penduduk di RW07 dan RW11 Bidara Cina, Jakarta Timur, Senin pagi, disebabkan air yang datang atau kiriman dari kawasan Depok, Jawa Barat, melalui Kali Ciliwung, ujar otoritas setempat.
"Ini (banjir) kiriman dari Depok, kecuali dari Katulampa bisa parah banjirnya. Kalau cuma Depok saja warga sudah biasa," kata Lurah Bidara Cina Dadang Yudi di Jakarta.
Baca juga: 170 kepala keluarga di Bidara Cina terdampak banjir luapan Ciliwung
Dadang mengatakan banjir kiriman dari wilayah Depok biasanya tidak separah saat air yang tiba di Bidara Cina berbarengan dengan kiriman dari Katulampa, Bogor.
Meski banjir sempat mencapai ketinggian 1 meter di lokasi yang berdekatan dengan tanggul Kali Ciliwung, kata Dadang, namun genangan air cepat surut karena debit di Pintu Air Manggarai sedang tidak penuh.
"Air masuk jam 02.00 WIB. Kalau air dari Depok waktu sampainya agak cepat dan untungnya Pintu Air Manggarai tidak penuh," katanya.
Sekitar pukul 11.00 WIB debit air yang merendam lima RT di RW11 dan tujuh RT di RW07 telah surut dengan kedalaman 70 sentimeter di dekat tanggul.
Baca juga: Jalan Kemang Selatan XII masih tergenang banjir 30 cm
Dadang menambahkan jumlah penduduk yang terdampak banjir di lokasi terparah sebanyak 20 jiwa yang tergabung dalam delapan kepala keluarga (KK).
"Mereka sempat mengungsi di Sasana Krida sebab tidak punya lantai dua di rumahnya," katanya.
Dadang menambahkan selama mengungsi warga diwajibkan untuk menjaga jarak aman sesuai dengan protokol kesehatan COVID-19.
Baca juga: Kebon Pala terendam banjir 1,5 meter imbas luapan Kali Ciliwung
"Ngeri juga lagi pandemi begini di lokasi penampungan, tapi tetap kami atur di lokasi pengungsian harus jaga jarak," katanya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020