Jakarta (ANTARA) - Kaswan (70 tahun) bersyukur program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dapat meringankan biaya berobat operasi pemasangan ring jantung.
"Saya sempat berpikir kalau tidak ada Program JKN-KIS saya harus bayar sendiri untuk operasi pemasangan ring, sangat berat untuk biayanya," kata Kaswan, warga Kudus, Jawa Tengah, dalam siaran pers BPJS Kesehatan yang diterima di Jakarta, Senin.
Kaswan adalah peserta JKN-KIS yang terserang penyakit jantung Tahun 2016 dan mengaku program tersebut sangat bermanfaat.
Ia mengatakan dalam operasinya itu harus memasang tiga ring. Pada saat operasi di Rumah Sakit Karyadi Semarang, pelayanannya baik dan disarankan menggunakan JKN-KIS karena sudah terdaftar. Waktu kontrol juga rujukannya mudah.
"Alhamdulillah, di Kudus sekarang sudah memiliki rumah sakit yang memfasilitasi khusus penderita penyakit jantung, seperti di Rumah Sakit Mardi Rahayu. Benar-benar terbantu sekali. Untuk kontrol sudah dekat," kata dia.
Awalnya Kaswan terdaftar sebagai peserta Pekerja Penerima Upah (PPU) dan kini sudah pensiun. Kemudian dia melanjutkan kepesertaan JKN-KIS-nya menjadi peserta mandiri kelas 2. Meski ada beberapa kali penyesuaian iuran, tapi tidak ada niatan untuk turun kelas.
Ia mengaku sudah merasa nyaman dengan pilihannya dan manfaat yang didapatkan dari JKN-KIS selama berobat.
"Iuran yang masih bisa terjangkau per bulannya bisa menuntup biaya pengobatan jantung yang jauh lebih mahal. Ya, inginnya sehat terus, tapi sewaktu-waktu sakit dan tidak punya uang sekarang tidak bingung lagi. Seperti saya, tidak menyangka bisa terserang penyakit jantung, dan biaya ditanggung sepenuhnya oleh JKN-KIS selama masih dalam pilihan kelasnya," katanya.
Kaswan mengatakan jika iuran yang telah ia bayarkan belum seberapa dibandingkan dengan biaya yang harus dia keluarkan ketika tidak memiliki JKN-KIS. Harapan Kaswan, baik BPJS Kesehatan maupun fasilitas kesehatan bisa terus meningkatkan pelayanannya kepada peserta JKN-KIS.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020