"Kita semua sudah mengawal seluruh proses kerja Pansus Angket Kasus Century. Ini sebuah kerja politik yang melelahkan dan telah menguras banyak energi. Karena itu, mari sekarang kita beramai-ramai berbuat yang terbaik bagi rakyat, sesuai talenta, posisi dan profesionalitas kita masing-masing," katanya kepada ANTARA, di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan, apapun hasil rapat paripurna DPR RI tentang kasus tersebut, sebaiknya serahkan sepenuhnya kepada mekanisme yang benar, sesuai aturan perundangan-undangan.
"Mari kita hormati proses politik itu dan tidak bisa langsung saling menghakimi. Biarlah itu terus berproses sesuai alurnya dan kita kembali menekuni semua pekerjaan dengan serius dan penuh tanggung jawab bagi kemajuan bersama," katanya.
Tentang posisi terakhir hasil rapat paripurna DPR RI yang menunjukkan mayoritas (325) anggota Dewan setuju memilih opsi C (menyatakan kebijakan "bailout" Bank Century, termasuk sejak proses merger maupun akuisisi atas bank tersebut ada dugaan pelanggaran), Angelina Sondakh menjawab: "itu memang keputusan politiknya".
"Sekarang kita tidak bisa berandai-andai akan terjadi huru-hara dan semacamnya. Kita negara demokrasi yang punya tata aturan bermainnya, juga negeri ini menjunjung tinggi hukum berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Acuannya jelas, tidak sembarangan kan," katanya.
Angelina Sondakh berharap, jangan lagi ada yang memperkeruh suasana karena semuanya (kerja Pansus Century) sudah berakhir. Pansus tidak bisa membuktikan adanya aliran dana Bank Century kepada parpol atau pasangan capres-cawapres tertentu, seperti dituduhkan sebelumnya. (M036/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
Saya bangga dg sifat negarawan spt Ibu Anggie sampaikan hormatku utk kedewasaan para politisi senayan. Janganlah berfikir pemakzulan thd masalah yg telah gamblang. Ada bbrp gelintir politisi petualang yg berfikir spt itu. Aku ingin anakku sekolah dan makan tdk ingin ganti presiden. Ketepatan saja saat ini yg menjabat Bapak SBY.
Bapak SBY lanjutkan