London (ANTARA News/AFP) - Harga minyak jatuh kembali pada Kamis, setelah sempat menembus 81 dolar, karena pasar terganjal oleh lebih banyaknya data yang turun di Amerika Serikat, negara konsumen energi terbesar di dunia, kata para analis.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman April, merosot 64 sen menjadi 80,23 dolar per barel, setelah sebelumnya mencapai tertinggi harian 81,01 dolar di perdagangan Asia.
Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan April turun 63 sen menjadi 78,62 dolar.
Harga tertekan oleh berita bahwa penjualan rumah yang tertunda (rumah bekas pakai) di AS jatuh 7,6 persen pada Januari dibandingkan dengan Desember, menunjukkan bahwa pasar perumahan AS, yang membantu memicu krisis keuangan global, belum sepenuhnya stabil.
Minyak juga jatuh karena kekuatan yang diperoleh dolar setelah berita penurunan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran.
Minyak yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lemah ketika dolar menguat, memukul permintaan minyak mentah dan akhirnya menurunkan harga.
Pedagang juga gelisah karena mereka menunggu apa yang mereka harapkan akan menjadi nyata, inisiatif Eropa untuk membantu Yunanai yang lumpuh akibat krisis utang dan defisit publik.
Minyak melompat pada Rabu, mendorong kontrak berjangka New York ke tertinggi tujuh minggu karena pasar terdorong sebagian besar laporan stok minyak bumi AS.
Analis Barclay Capital mengatakan dalam sebuah catatan klien bahwa pejabat AS merevisi data energi Desember menunjukkan "dinamika yang lebih positif dalam permintaan AS" daripada yang ada dalam angka mingguan.
"Kami memperkirakan 150.000 barel per hari peningkatan permintaan secara keseluruhan di AS tahun ini, tetapi melihat peningkatan baru-baru ini permintaan di Asia sebagai lebih penting sebagai pendorong dari pergantian naik harga," kata mereka.
Pasar menyambut positif laporan mingguan stok minyak bumi dari Departemen Energi.
Cadangan minyak mentah naik untuk minggu ketujuh berjalan dalam pekan yang berakhir 26 Februari, kata DoE, dan kenaikan 4,1 juta barel empat kali lebih besar dari perkiraan konsensus.
Namun pedagang terfokus pada lebih tajam dari perkiraan penurunan distilasi, termasuk bahan bakar diesel dan pemanas, yang turun 800.000 barel, dan kenaikan dalam penggunaan kilang setelah pekan-pekan yang melemah, untuk kapasitas 81,9 persen.
Selain itu, permintaan produk minyak bumi, rata-rata pergerakan pada empat minggu, naik menjadi 19,3 juta barel per hari, meningkat 3,0 persen dari tahun lalu. (A026/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010