Banjarbaru (ANTARA News) - Peserta "Baayun Maulud" yang digelar Museum Lambung Mangkurat Kalimantan Selatan (Kalsel), Kamis pagi, tampak membeludak, kata Kepala Museum Lambung Mangkurat, Tri Prasetya Krasna.

Ia mengatakan, jumlah peserta pada kegiatan tahunan di museum itu semula ditargetkan sebanyak 150 orang, namun ternyata 156 peserta yang berpartisipasi.

"Pesertanya melebihi target, bahkan hingga pendaftaran ditutup masih ada enam peserta yang mendaftar, tetapi karena tempatnya tidak cukup, maka terpaksa kami tolak," katanya.

Tempat yang dijadikan pusat kegiatan "Baayun Maulud" memang cukup terbatas yakni menempati bagian depan pintu masuk museum yang dijadikan panggung dan di sisi kiri dan kanannya dipasang ratusan ayunan milik masing-masing peserta sesuai nama dan nomor ayunannya.

Di antara ratusan peserta terdapat dua peserta yang cukup menarik perhatian pengunjung yakni peserta istimewa atas nama Siti Syamsiah yang berusia 62 tahun dan peserta termuda atas nama Nabila Safira yang berusia satu bulan lebih delapan hari.

"Saya sengaja ikut Baayun Maulud karena punya nadar yakni bila sembuh dari sakit stroke akan ikut baayun. Alhamdulillah, saya sekarang cukup sehat sehingga bisa menunaikan nadar," ujar Siti Syamsiah.

Kegiatan yang rutin dilaksanakan museum setiap peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. itu dihadiri Wakil Wali Kota Banjarbaru, Ruzaiddin Noor, dan sejumlah pejabat terkait di lingkup Pemprov Kalsel dan Pemkot Banjarbaru.

Tampak hadir pula, ulama sepuh Kota Martapura KH Anang Dzajouli Seman atau akrab disapa Abah Anang yang didaulat memberikan `tapung tawar` dengan memercikkan cairan berisi minyak dan wewangian di kepala seluruh peserta Baayun Maulud, termasuk Ruzaiddin Noor.

Kegiatan Baayun Maulud merupakan tradisi dan adat istiadat bagi masyarakat suku Banjar yang mencerminkan siklus kehidupan dan umumnya dilakukan terhadap anak-anak berusia nol sampai lima tahun.

"Pelaksanaannya bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan harapan setiap anak mendapat berkah dalam kehidupannya, tidak mudah sakit, tidak suka menangis, dan tidak menjadi anak yang pemarah," katanya.

Kegiatan diisi pembacaan kitab Maulid Nabi dan syair-syair dalam kitab yang dibacakan bersama-sama seperti Kitab Maulid Al Barjanji, Syaraful Anam, Dibai` atau Maulid Al Habsy.

Setelah pembacaan kitab dan syair selesai, acara dilanjutkan dengan tapung tawar untuk mendapatkan berkah dan menolak bala yang dilakukan dengan memercikkan cairan berupa minyak dan wewangian di kepada peserta Baayun Maulud.

(T.KR-YOS/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010