Dia mengatakan, menurut temuan para ahli, ada retakan di sisi barat gunung yang berpotensi menjadi bongkahan besar dan dapat mengakibatkan longsor.
"Bendungan bili-bili kini menampung 60 juta meter kubik material longsor dari 300 juta meter kubik potensi longsor Gunung Bawakaraeng, kabupaten Gowa," ujarnya.
Akibat longsor itu, daya tampung air bendungan sebesar 457 juta meter kubik untuk air baku dan jaringan irigasi pada 23 ribu hektar lahan pertanian, kekurangan pasokan.
Untuk menanggulangi material longsor agar tidak masuk ke bendungan, maka PSDA melakukan tahapan penanggulangan darurat puncak Bawakaraeng dengan membaginya ke dalam tiga aliran longsor ke bagian hulu, tengah dan hilir masing 100 juta meter kubik.
Hingga kini, puncak Bawakaraeng sedikit demi sedikit terus tergerus. "Yang paling berisiko jika saluran pengeluarannya tersumbat material pasir dan air akan tumpah dari atas, bendungan terkikis dan akhirnya jebol," jelasnya.
Ia mengatakan, pihaknya kini tengah berupaya agar pasir yang sudah terlanjur masuk dengan rencana mendatangkan bantuan kapal keruk dari luar negeri.
Konsekuensinya dari pengerukan ini adalah air yang digunakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk dikonsumsi akan sedikit keruh.
KR-RY/S016/ar09
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010