"Foto itu bukan cuma asal jepret, tetapi bisa menjadi pelajaran untuk ke depan, apalagi fotografer ANTARA dan fotografer media lain menyajikan kejadian COVID-19 secara lengkap. Jadi, kalau suatu saat ada kejadian mirip, kita bisa tahu langkah apa yang mesti dilakukan seperti yang ada dalam foto itu," kata Ngurah Rai di sela-sela pembukaan pameran foto di Denpasar, Sabtu.
Pembukaan pameran foto itu ditandai dengan penandatanganan foto ikon dalam pameran yang dilakukan oleh Sekda Kota Denpasar, Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar MA Dezire Mulyani, Ketua Harian Bekraf Kota Denpasar I Putu Yuliarta, dan Kepala Biro LKBN ANTARA Bali Edy M Ya'kub.
"Fotonya lengkap, dari pertama kali ada kejadian (COVID-19) di Bali yang digambarkan dengan pemeriksaan di bandara hingga suasana yang lengang di ruang-ruang publik, seperti pasar, tempat wisata, hingga upaya tenaga kesehatan dan upaya pemerintah dalam protokol kesehatan. Turis yang berjemur di pantai pun pakai masker, siapa yang motret ini," ujar Sekda, yang juga didampingi Kabag Humas dan Protokol Kota Denpasar I Dewa Gede Rai.
Senada dengan itu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar MA Dezire Mulyani menilai para fotografer mampu menyajikan sisi humanis yang menyentuh masyarakat dalam mengungkap kejadian COVID-19, sehingga satu foto sudah mewakili jutaan kata-kata yang dapat menggugah masyarakat untuk berbuat sesuatu bagi sesama dalam setiap bencana.
"Puluhan foto yang ada juga dapat mengabarkan kepada dunia tentang bencana non-alam COVID-19 yang terjadi di Pulau Dewata dan upaya yang telah dilakukan masyarakat serta pemerintah untuk menanggulangi, karena itu terima kasih kepada ANTARA dan teman-teman media lain di Bali atas partisipasinya dalam Denfest tahun ini," katanya.
Dalam laporannya, Pewarta Foto LKBN ANTARA Biro Bali Naufal Fikri Yusuf mengatakan tema "Grubug Ageng" diangkat berkaitan dengan COVID-19 yang mewabah saat ini, dan berusaha menampilkan wabah itu dalam bentuk foto untuk menceritakan pandemi yang juga berdampak pada masyarakat serta bersama-sama melawan COVID-19.
"Yang tidak kalah pentingnya, masyarakat juga bisa selektif melihat maupun membaca informasi mengenai pandemi COVID-19 ini dan berhati-hati serta tidak mudah percaya dengan berita hoaks yang tersebar di media sosial, namun tetap percaya pada karya wartawan foto dari media massa yang diakui Dewan Pers," katanya.
Pameran foto yang dibuka setiap hari untuk umum di Gedung DNA Denpasar mulai 3 Oktober hingga 31 Desember 2020 dari pukul 09.00 WITA hingga 21.00 WITA itu menceritakan foto dari awal pandemi masuk Bali, seperti pemulangan warga asing dari Bali karena COVID-19, situasi Bandara Ngurah Rai saat pertama kali ada COVID-19, kegiatan swab test di Pasar Badung, petugas menyemprotkan disinfektan di rumah warga atau Pasar Kumbasari yang terpapar COVID-19.
Ada pula foto pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) di Denpasar, kegiatan belajar dan ibadah melalui daring, hukuman bagi pelanggar protokol kesehatan hingga foto adaptasi kebiasaan baru, seperti aktivitas ibadah kembali dibuka, persiapan pembukaan hotel dan ruang publik kembali dibuka.
Pewarta: Naufal Fikri Yusuf/Pande Yudha
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020