Jakarta (ANTARA) - Twitter memperingatkan akan menangguhkan akun pengguna yang secara terbuka mengharapkan kematian Donald Trump, setelah presiden Amerika Serikat itu dilaporkan positif COVID-19.
Sejumlah pengguna Twitter mengharapkan kesembuhan Trump, namun ada pula yang secara terbuka mencuitkan harapan bahwa dia akan meninggal karena COVID-19.
Cuitan tersebut secara tegas melanggar aturan Twitter, dan perusahaan sosial media itu mengatakan akan memberlakukan aturan tersebut, dikutip dari The Verge, Sabtu.
Baca juga: Donald dan Melania Trump positif COVID-19
Baca juga: Twitter uji coba batasi tweet balasan
"Kami memprioritaskan penghapusan konten jika ada ajakan bertindak yang berpotensi menyebabkan bahaya di dunia nyata," ujar Twitter.
Dalam sebuah cuitan, Twitter menambahkan bahwa aturannya tidak selalu berarti penangguhan otomatis.
Aturan yang berlaku adalah sesuai dengan kebijakan Twitter tentang perilaku yang menyesatkan, yakni sebagai berikut.
Menginginkan atau mengharapkan cedera serius pada seseorang atau sekelompok orang
Kami tidak mentolerir konten yang menginginkan, mengharapkan, atau mengungkapkan keinginan untuk mati, cedera tubuh yang serius, atau penyakit yang fatal terhadap individu atau sekelompok orang, termasuk:
Berharap seseorang meninggal akibat penyakit serius, misalnya, "Saya harap kamu terkena kanker dan mati".
Ingin seseorang menjadi korban kecelakaan serius misalnya, "Saya berharap Anda akan ditabrak mobil saat Anda membuka mulut."
Mengatakan bahwa sekelompok individu pantas mendapatkan cedera fisik yang serius, misalnya, "Jika kelompok pengunjuk rasa ini tidak tutup mulut, mereka pantas untuk ditembak."
Baca juga: Facebook dan Twitter tarik unggahan Trump
Baca juga: Twitter nonaktifkan cuitan Trump terkait keluhan hak cipta
Baca juga: Twitter hapus gambar yang diunggah Trump
Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020