Jakarta (ANTARA) - Aktris Sekar Sari mengatakan mengagumi batik sejak kecil karena sering melihat sang nenek mengenakannya, dia pun memiliki motif favorit yakni Babon Angrem.
Pemain film "Siti" itu mengatakan selalu berdiskusi soal motif batik bersama neneknya. Baginya batik adalah medium untuk bercerita dan menjalin komunikasi serta pengantar tidur.
"Yang paling aku suka Babon Angrem, itu ada simbol-simbol ayam. Itu seperti simbol wanita yang sedang merawat energinya untuk mengumpulkan kekuatan untuk berkarya atau melanjutkan karya apapun," kata Sekar dalam Instagram Live "Ayu Show", Jumat.
Sekar berpendapat bahwa batik bukan hanya sekadar teknik menggambar motif. Baginya, membatik seperti melakukan sebuah perjalanan batin.
"Kalau menjalani proses membatik itu kita kan kayak bermeditasi sebenarnya, bagaimana cara mengatasi malam yang menetes di kain dengan tenang," ujar pemain film "Sekar" itu.
Juara Tiga Putra Putri Batik Nusantara 2011 ini, mengatakan sangat senang melihat apresiasi masyarakat terhadap kain batik. Setidaknya, sudah banyak paham beda dari batik tulis, batik cap dan batik print.
"Selain itu ada saat ini ada pengembangan motif juga. Kalau dulu kan batik klasik punya filosofi dan ada doa. Sekarang saya rasa makin banyak motif yang lahir dan kita patut berbangga dan mengapresiasi juga batik kita berkembang secara dinamis dan enggak berhenti di satu titik," kata Sekar.
Sekar pun berpesan agar masyarakat bisa mendukung batik dengan cara apapun yang bisa dilakukan seperti membeli batik asli dari pengrajin.
"Apapun bentuknya, lakukanlah. Kita bisa memberikan apresiasi pada kreatornya dengan menggunakan batik Indonesia yang asli, ini untuk generasi kita dan generasi yang lebih luas," kata peraih piala Indonesian Movie Actors Award itu.
Batik motif Babon Angrem merupakan batik dengan motif induk ayam yang sedang mengerami anak-anaknya. Laman Info Batik melansir bahwa motif batik tersebut sering digunakan pada saat upacara tujuh bulanan atau "Mitoni".
Untuk ibu yang sedang hamil, motif batik tersebut dipilih karena mempunyai makna kasih sayang dan kesabaran seorang ibu terhadap anaknya ketika lahir agar sifat tersebut dapat menurun atau ditiru oleh anaknya kelak. Motif tersebut melambangkan bahwa seorang wanita yang sedang mengandung hendaknya memiliki rasa kasih sayang dan kesabaran, agar sifat yang dimiliki oleh ibunya dapat diwarisi oleh si anak kelak jika telah lahir.
Batik motif itu umum dijumpai di daerah Surakarta dan Yogyakarta yang berkembang pada pertengahan abad XVIII.
Baca juga: Sutradara Jepang puji akting Adipati Dolken dan Sekar Sari
Baca juga: Widyawati kenakan batik sebagai sebuah kebanggaan
Baca juga: Hari Batik Nasional, Annisa Pohan kasih endorse gratis pengrajin batik
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020