London (ANTARA News/AFP) - Harga minyak "rally" pada Selasa waktu setempat, karena euro berbalik kembali dari posisi terendah sembilan bulan terhadap dolar AS, kata para pedagang.
Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman April, melonjak 1,76 dolar menjadi 80,46 dolar per barel.
Minyak minyak mencapai harga harian tertinggi 80,62 dolar pada Senin, tingkat tertinggi sejak pertengahan Januari sebelum meluncur turun kembali.
Sementara itu, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan April melonjak 1,91 dolar menjadi 78,80 dolar pada akhir perdagangan London.
Di perdagangan valuta asing, euro pulih setelah merosot ke tingkat terendah di lebih dari sembilan bulan terhadap dolar.
Melemahnya dolar cenderung untuk mengangkat permintaan minyak yang dihargakan dalam dolar karena menjadi lebih murah bagi para pembeli yang menggunakan mata uang lemah.
Volatilitas harga minyak "cenderung tetap meningkat, sementara pasar terus melacak tingkat euro/dolar," kata analis VTB Capital, Andrey Kryuchenkov.
Pada Selasa, mata uang tunggal Eropa jatuh ke 1,3436 dolar, tingkat yang terakhir terlihat pada 18 Mei 2009. Kemudian pulih menjadi berdiri di 1,3562 dolar, naik dari 1,3556 dolar di New York akhir Senin.
Euro jatuh di tengah kekhawatiran tentang krisis utang Yunani, kata para pedagang.
Yunani diperkirakan akan mengungkapkan langkah-langkah tambahan pada Rabu untuk memangkas defisit publik tahun ini setelah tekanan dari Uni Eropa dan investor internasional. Yunani juga mempersiapkan penerbitan obligasi yang sangat penting dalam hari-hari mendatang.
Yunani harus menghindari "mimpi buruk kebangkrutan di mana negara tidak akan mampu membayar gaji atau pensiun," kata Perdana Menteri Yunani George Papandreou kepada para pembuat undang-undang Selasa, menambahkan: "Ya, kita harus mengambil langkah-langkah tambahan."
"Kami menemukan diri kami hari ini dalam situasi perang berhadapan dengan skenario negatif yang mempengaruhi negara kita," tambahnya.
Harga minyak terus roller-coaster (turun naik) pada Senin -- pertama mencapai tertinggi enam minggu sebelum meluncur turun kembali didukung dolar yang lebih kuat dan lebih lemah dari perkiraan data manufaktur di Amerika Serikat, negara konsumen energi terbesar di dunia.
Sementara itu para pedagang minyak bersiap-siap untuk rilis laporan data mingguan stok energi AS pada Rabu. (A026/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010