Komitmen bantuan itu disampaikan Duta Besar Australia untuk Indonesia, Bill Falmer, di Padang, Selasa.
Falmer berada di Padang untuk menghadiri peluncuran kampanye program pendidikan masyarakat mengenal "rumah aman gempa" yang dilaksanakan atas kerja sama pemerintah Indonesia dengan Australia.
Menurut dia, yang terpenting dalam pelaksanaan program saat ini adalah bagaimana pemerintah dan masyarakat mampu mewujudkan pembangunan rumah aman dan tahan gempa.
Ia mengatakan, 70 persen rumah dan fasilitas umum yang roboh dan rusak berat akibat gempa Sumbar, disebabkan konstruksi bangunan yang belum mengikuti standar yang baik.
Untuk itu, ke depan dIharapkan masyarakat dan pemerintah Sumbar mampu membuat dan menciptakan kebijakan struktur bangunan dengan pondasi dan konstruksi kokoh dan lebih kuat terhadap guncangan gempa.
Kebijakan ini diperlukan, karena Sumbar dikenal sebagai daerah rawan bencana, khususnya gempa, tambah Falmer.
Gempa 7,9 SR diikuti tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumbar pada 30 September 2009, menyebabkan 249.833 unit rumah milik masyarakat rusak, terdiri atas 114.797 unit rusak berat atau roboh rata dengan tanah, 67.198 unit rusak sedang dan 67.838 unit rusak ringan.
Bencana ini menimbulkan kerugian materiil mencapai Rp21,58 triliun dan kerugian terbesar akibat kerusakan perumahan milik masyarakat yang mencapai 74 persen dari total kerugian itu.
(H014/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010