Jakarta (ANTARA News) - Memasuki usia ke-100 tahun pada 2026 mendatang Nahdlatul Ulama (NU) sudah harus bisa mencapai posisi mapan, baik di bidang ideologi, organisasi, dan kesejahteraan warganya.
"Untuk itu mulai muktamar nanti sudah harus ada program menyongsong seabad NU," kata Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Bagdja di Jakarta, Selasa.
Dalam bidang ideologi, kata Bagdja, seiring dengan era keterbukaan, ideologi Islam ahlussunnah wal jamaah NU kini menghadapi tantangan yang tidak ringan karena masuknya idologi global ke tanah air, baik yang bersifat ekstrim kanan maupun ekstrim kiri.
Untuk itu, lanjutnya, NU harus terus menerus melakukan penguatan ideologi di tingkat basis, baik di pondok pesantren maupun di daerah yang menjadi kantong warga NU.
"Itu langkah ke dalam. Sedangkan langkah keluar NU harus bisa menyebarkan model dan nilai-nilai keislamannya ke jangkauan yang lebih luas," katanya.
Menurutnya, penerimaan dunia internasional terhadap konsep islam rahmatan lil alamin a la NU saat ini merupakan modal yang bagus yang harus terus ditingkatkan.
Di bidang organisasi, menurut Bagdja, NU harus mulai melangkah sepenuhnya menuju organisasi modern yang dikelola berdasarkan prinsip-prinsip manajerial dengan pembagian tugas dan wewenang yang jelas di antaranya elemen yang ada di dalamnya.
"Kalau menurut bahasa para kiai, NU harus melakukan penguatan dari jamaah ke jamiyah," kata kandidat kuat ketua umum PBNU pengganti KH Hasyim Muzadi itu.
Sementara untuk menuju kemapanan di bidang kesejahteraan, NU harus mulai menyusun program yang jelas, terukur, dan berkelanjutan dalam hal pemberdayaan warganya, baik di bidang ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.
Menurutnya, NU memiliki potensi untuk mencapai semua itu asalkan dikelola dengan manajemen yang benar dan dijalankan dengan serius.
"Pada saat yang sama NU juga harus bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas pembelaan terhadap kaum yang lemah," katanya. (S024/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010