Yogyakarta (ANTARA News) - Pengamat sosial politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Arie Sujito menilai kericuhan pada sidang paripurna DPR RI mengenai skandal Bank Century dapat menggeser substansi pokok.
"Kejadian itu justru dikhawatirkan akan menggeser substansi pokok skandal pengucuran dana talangan Bank Century. Oleh karena itu, perlu `cooling down`, karena citra kelompok yang pro maupun yang kontra justru bisa menjadi buruk," katanya di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, Ketua DPR RI Marzuki Alie terlalu cepat menutup sidang, dan reaksi dari kelompok yang menilai dana talangan bermasalah juga terlalu berlebihan.
"Situasi ini butuh kematangan politik di antara kelompok pro dan kontra kasus Bank Century," katanya.
Ia mengatakan kericuhan tersebut akibat adanya kecurigaan dari kedua pihak, baik kelompok yang pro maupun yang kontra, sehingga perbedaan pendapat yang muncul tidak terakomodasi sebagaimana mestinya.
"Oleh karena itu, harus ada evaluasi, dan jangan saling menyudutkan. Harus ada pemecahan masalah yang kongkrit, sehingga kepentingan kelompok harus ditanggalkan dulu," katanya.
Arie mengatakan diduga di balik kericuhan tersebut ada skenario dari masing-masing fraksi di DPR RI, sehingga ketegangan dan perang dingin yang terjadi di parlemen menjadi tidak produktif.
"Wakil Ketua DPR hendakya merumuskan aturan main guna memunculkan opsi-opsi tertentu, sehingga apabila ada hal serupa seperti yang dilakukan Marzuki Alie, sidang paripurna tetap bisa berjalan di relnya," katanya.
Ia mengatakan masyarakat jangan terprovokasi di blok pro maupun blok kontra, dan permasalahannya dikembalikan ke rel yang benar agar kejadian tersebut tidak mengaburkan substansi pokok.
"Substansi pokok kasus dana talangan Bank Century jangan sampai terlewatkan hanya karena kepentingan kelompok-kelompok, baik yang pro maupun yang kontra," katanya.(Ant/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010