Moskow (ANTARA) - Dolar menguat terhadap euro namun jatuh terhadap yen pada Jumat pagi, sementara berita bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump positif mengidap COVID-19 telah memperkuat tindakan menghindari risiko, menurut data perdagangan.
Penguatan dolar dan yen itu terjadi karena dampak virus corona masih kuat, juga terkait perkembangan seputar paket stimulus AS, menurut data itu.
Euro jatuh terhadap dolar AS menjadi $1,1721 (sekitar Rp17,368) dari penutupan sebelumnya, yaitu $1,1747 per euro.
Dolar jatuh terhadap yen menjadi ¥105,12 (sekitar Rp14,804) dari ¥105,5 pada penutupan terakhir. Dolar naik 0,2 persen menjadi 93,9 poin.
Situasi seputar virus corona terus menjadi faktor utama di pasar mata uang asing.
Para pedagang terus memperhatikan perkembangan paket stimulus AS, sambil memperkuat penghindaran risiko, dan memantau berita bahwa presiden AS telah terjangkit virus corona.
Sementara itu, harga minyak dunia turun dua persen pada Jumat pagi.
Penurunan harga minyak semakin cepat setelah Trump mengumumkan bahwa ia dan ibu negara AS tertular virus corona, demikian ditunjukkan data perdagangan.
Harga kontrak berjangka Desember untuk minyak mentah North Sea Brent turun 1,98 persen menjadi 40,12 dolar (sekitar Rp595,5 ribu) per barel. Biaya berjangka November untuk WTI turun 2,01 persen menjadi 37,94 dolar (sekitar Rp563,2 ribu) per barel.
Menurut dokter kepresidenan AS, Presiden Trump menyatakan dirinya merasa baik-baik saja dan diperkirakan akan tetap menjalankan tugasnya.
Sumber: Sputnik
Baca juga: Inggris berharap Trump segera sembuh
Baca juga: Penasihat utama Trump Hope Hicks dinyatakan positif COVID-19
Baca juga: Penasihat keamanan Trump positif virus corona
Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020