Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin menilai Indonesia dan India memiliki kesamaan dalam nilai-nilai yang menjadi landasan politik luar negeri yang menjunjung tinggi inklusifitas secara bebas dan aktif.

"Indonesia dan India harus bisa menjadi sahabat semua bangsa, dalam mewujudkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Landasan nilai-nilai inilah yang menjadi acuan Indonesia selama menjabat sebagai anggota DK PBB periode sekarang," kata Azis di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat.

Hal itu dikatakan Azis saat membuka pameran lukisan dalam rangka HUT Ke-150 Mahatma Gandhi dan Hari Anti-Kekerasan Dunia yang diperingati oleh PBB setiap tanggal 2 Oktober.

Baca juga: DPR: Pancasila dibutuhkan dunia untuk wujudkan perdamaian

Menurut dia, bukan satu kebetulan apabila hari ini di Indonesia memperingati Hari Anti-Kekerasan Dunia yang juga bertepatan dengan HUT Ke-150 Mahatma Gandhi.

Dia mengatakan pada dasarnya nilai-nilai yang disampaikan Gandhi memiliki tarikan napas yang sama dengan nilai-nilai budaya yang tertanam di seluruh gugusan pulau-pulau di Nusantara.

"Nilai-nilai itu yang sekarang menjadi fondasi kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercermin dalam Pancasila," ujarnya.

Azis menilai Mahatma Gandhi adalah monumen kemanusiaan yang menjulang tinggi sehingga nilai-nilai yang diajarkannya mampu melintasi batasan ruang, waktu, ras, budaya, agama, dan negara-bangsa. Oleh karena itu, menurut dia, tidak berlebihan apabila dirinya mengatakan bahwa Gandhi adalah anak semua bangsa.

"Gandhi bukan milik bangsa India saja namun milik segala bangsa dan seluruh umat manusia di dunia. Semangat ini juga bisa kita rasakan pada para seniman IKJ pada pameran ini," katanya.

Baca juga: Indonesia ajak negara mitra ASEAN jaga stabilitas, perdamaian kawasan

Dia mengajak India bersama dengan Indonesia membenahi tatanan dunia terutama munculnya tindakan unilateral di pentas politik internasional tentu sebuah ironi. Terlebih di tengah dunia yang sedang dilanda bencana pandemi COVID-19 sekarang karena "wajah" ancaman yang kini dihadapi sudah berbeda sama sekali.

"Musuh besar sebuah negara sebenarnya bukanlah negara lain, melainkan sesuatu yang melampaui dirinya atau 'beyond state' seperti masalah perubahan iklim, kerusakan lingkungan hidup, krisis energi, dan masalah pandemi COVID-19 yang kita hadapi sekarang," ujarnya.

Azis menilai semua masalah tersebut mengancam kehidupan semua bangsa tanpa pandang bulu dan solusinya tidak mungkin ditanggulangi sendiri-sendiri oleh setiap bangsa.

Menurut dia, tanpa semangat gotong royong, solidaritas, dan kerja sama multilateral, semua tantangan global itu akan sulit diatasi. "Di hadapan bencana global yang sedang kita hadapi sekarang, senjata terbukti tidak berdaya," katanya.

"Ini jelas sebuah isyarat nyata, bahwa konflik ataupun perang sudah selayaknya dimasukkan ke dalam museum sejarah peradaban manusia," ujar Azis.

Baca juga: PBB sahkan resolusi gagasan Indonesia soal misi perdamaian

Dubes India untuk Indonesia Pradeep Kumar Rawat menegaskan bahwa India dan Indonesia memiliki persamaan persepsi tentang Indo-Pasifik yang inklusif selaras dengan nilai-nilai filosofi dari Mahatma Gandhi.

"India-Indonesia perlu berperan aktif menjaga perdamaian dunia, khususnya dalam pengembangan konsep Indo-Pasifik yang inklusif dan damai," katanya.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020