Teheran (ANTARA News/AFP) - Kepala badan atom Iran, Ali Akbar Salehi, Selasa menuduh kepala baru pengamat atom Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) berprasangka, dan mengatakan dia berharap pejabat Jepang itu akan mengubah pendekatannya terhadap program atom Teheran.

"Kami berharap Mr. (Yukiya) Amano memeriksa dan mengambil sikap mengenai persoalan nuklir tidak dengan cara berprasangka, namun sayangnya dan bertentangan dengan apa yang dia katakan sebelumnya, kami tak melihat sikap yang tidak berprasangka," kata Salehi kepada AFP, ketika ditanya tanggapannya mengenai pidato Amano di pertemuan badan atom PBB, Senin.

"Kami berharap bahwa dia akan mengubah pendekatannya."

Amano, yang mengambil alih sebagai pimpinan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) pada 1 Desember, mengatakan di dalam pidatonya kepada anggota badan IAEA di Wina, bahwa Iran masih belum memberikan informasi yang cukup mengenai kegiatan nuklirnya.

"Kami tidak bisa membenarkan bahwa semua materi nuklir di Iran digunakan untuk kepentingan damai, karena Iran tidak memberikan kerjasamanya dengan badan ini," kata Amano.

Dia kemudian memberikan klarifikasinya dalam konferensi pers, bahwa Teheran bekerjasama `namun ada bagian-bagian di mana kami tidak bisa bekerjasama, padahal kerjasama itu kami perlukan.`

Sekitar dua pekan sebelum pertemuan, Amano mengedarkan laporan kepada negara-negara anggota IAEA mengenai program atom Iran, yang tampaknya menggunakan bahasa keras dibandingkan pendahulunya, Mohamed ElBaradei.

Dalam laporan itu Amano menyatakan khawatir, bahwa Teheran mungkin sedang membuat hulu ledak nuklir, dan juga membenarkan bahwa Iran telah mulai mengayakan uraniumnya ke tingkat lebih tinggi, yang secara teoritis mendekati ke tingkat yang diperlukan untuk membuat bom atom.

Pemimpin agung Iran, Ayatollah Ali Khamenei, juga menanggapi laporan tersebut dengan menuduh IAEA kurang independen, dan "dipengaruhi oleh Amerika Serikat".(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010