"Inflasi memang jauh lebih rendah dari Januari, terutama disokong oleh beras sebesar 0,13 persen, ada catatan panen belum mencapai panen yang berarti, sehingga mempengaruhi psikologis pasar kita, mungkin di Maret," kata Kepala BPS Rusman Heriawan dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
BPS mencatat, komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,15 persen, sehingga laju inflasi komponen inti tahun kalender (Januari-Februari) sebesar 0,74 persen dan secara (YoY) 3,88 persen.
Menurut BPS, inflasi kelompok bahan makanan mencapai 0,86 persen diikuti oleh kelompok bahan makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,40 persen, kelompok perumahan, air, listrik gas dan bahan bakar 0,20 persen, kelompok kesehatan 0,18 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,07 persen serta kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan naik sebesar 0,11 persen.
Sedangkan yang tercatat mengalami deflasi, menurut dia, harga emas yang turun sebesar 0,05 persen dan sandang turun sebesar 0,47 persen.
"Harga emas dan sandang tersebut setidaknya menekan inflasi ke bawah," katanya.
Ia mengatakan, penguatan rupiah yang terjadi saat ini memberikan dampak positif karena meredam inflasi dari barang impor (imported inflation).
Untuk itu, menurut dia, bila sepanjang 2010 penguatan rupiah tetap berlanjut hal ini menahan gejolak inflasi.
Ia mengatakan, pada 2010 inflasi akan lebih kuat dibanding 2009 karena perbaikan perekonomian dunia yang mendorong penguatan permintaan barang yang membuat harga barang meningkat.
"Kalau harga barang yang dibutuhkan Indonesia meningkat ya membuat imported inflation," katanya.
Ia menambahkan, penguatan inflasi juga dipicu oleh permintaan dalam negeri yang meningkat seiring dengan perbaikan ekonomi. Menurut dia, perkiraan ekonomi yang tumbuh sebesar 5,5 persen pada 2010 ini, lebih tinggi dari 2009 yang hanya 4,5 persen menunjukkan akan adanya peningkatan permintaan terhadap barang.
Namun demikian, menurut dia, dampak paling besar bagi pola inflasi di Indonesia adalah kenaikan harga BBM dan juga tarif dasar listrik (TDL).
"Pola kita terutama dipengaruhi oleh harga administered prices (harga yang dikendalikan pemerintah), kalau harga BBM dan TDL dinaikan maka pengaruhnya terhadap inflasi sangat besar," katanya.
(M041/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010