Prognosa kami memang menurun untuk laba, namun masih positif
Jakarta (ANTARA) - PT Pupuk Indonesia (Persero) memprediksi kinerja laba perusahaan sekitar Rp2,5 triliun hingga Rp2,6 triliun karena terdampak pandemi COVID-19.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Kamis, mengatakan pendapatan usaha perseroan hingga Agustus 2020 mencapai Rp48,20 triliun, namun sampai dengan akhir tahun 2020 diproyeksikan akan melebihi pendapatan usaha tahun 2019 yang mencapai Rp71,31 triliun.
"Memang ada kecenderungan melambat, menurun, karena harga komoditas cenderung menurun, termasuk amoniak dan urea. Namun harga penjualan tetap," katanya.
Baca juga: Atasi kelangkaan pupuk subsidi, Pupuk Indonesia dapat Rp3,1 triliun
Berdasarkan data perusahaan, laba perusahaan hingga Agustus 2020 mencapai Rp2,83 triliun. Namun Bakir mengaku kemungkinan capaian laba hingga akhir tahun tidak akan lebih baik dari capaian tahun sebelumnya sebesar Rp5,35 triliun.
"Kalau dilihat dari laba sebelum pajak sampai Agustus memang Rp2,83 triliun. Prognosa kami, nanti tidak akan mencapai laba seperti 2019, mungkin nanti laba setelah pajak sekitar Rp2,5 triliun-Rp2,6 triliun sampai ke ujung tahun. Prognosa kami memang menurun untuk laba, namun masih positif," jelasnya.
Bakir menjelaskan posisi piutang subsidi pupuk pemerintah mencapai Rp17,3 triliun. Namun ia berharap pembayaran piutang subsidi pupuk 2017-2018 sudah bisa dibayarkan awal Oktober 2020.
Baca juga: Pupuk Indonesia ungkap masih ada kontrak harga gas di atas 6 dolar AS
"Sehingga posisinya kembali ke level Rp12 triliun yang belum terbayar oleh pemerintah," imbuhnya.
Dengan kondisi demikian, Bakir menuturkan kinerja keuangan perseroan memang masih cukup baik di tengah pandemi. Namun, harga komoditas yang turun memang akan cukup mengganggu kinerja keuangan perusahaan.
"Artinya masih bisa menghasilkan laba, namun pendapatan akan turun karena harga komoditas turun, laba juga turun karena HPP naik, harga jual turun dan arus kas operasi akan sedikit terganggu atau menurun," pungkasnya.
Baca juga: Masyarakat beralih bertani, DPR usul subsidi pupuk naik 2X tahun depan
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020