Kelompok lainnya yang memberikan andil sumbangan inflasi di Provinsi Kepulauan Babel yaitu perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,0077 persen.
Pangkalpinang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi pemicu inflasi Babel pada September 2020 sebesar 0,10 persen atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen dari 107,17 menjadi 103,27.
""Kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil inflasi tertinggi sebesar 0,2772 persen, kesehatan memberikan andil inflasi terendah 0,0010 persen," kata Kepala BPS Provinsi Kepulauan Babel, Dwi Retno Wilujeng Wahyu Utami di Pangkalpinang, Kamis.
Ia mengatakan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki dua kota pantauan IHK yaitu Kota Pangkalpinang dengan inflasi sebesar 0,05 persen dan Kota Tanjungpandan ,Kabupaten Belitung, dengan inflasi sebesar 0,20 persen. Jika digabungkan, Babel mengalami inflasi 0,10 persen.
Baca juga: BPS catat deflasi 0,05 persen pada September 2020
"Kelompok lainnya yang memberikan andil sumbangan inflasi di Provinsi Kepulauan Babel yaitu perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,0077 persen," ujarnya.
Selanjutnya, kelompok pendidikan sebesar 0,0016 persen, penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,0111 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,0109 persen.
Sementara itu, kelompok yang memberikan andil deflasi tertinggi adalah transportasi sebesar 0,1983 persen sedangkan kelompok yang memberikan andil deflasi terendah adalah perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,0012 persen.
"Kelompok yang tidak memberikan andil terhadap laju inflasi umum adalah kelompok rekreasi, olahraga dan budaya yang tidak mengalami perubahan indeks atau stabil," katanya.
Baca juga: BPS: Harga daging ayam dan telur turun picu deflasi September
Ia menambahkan deflasi tahun kalender Januari-September 2020 adalah sebesar 0,18 persen dan deflasi tahun ke tahun (September 2020 terhadap September 2019) sebesar 0,36 persen.
"Pada September tahun ini dari seluruh kota IHK di wilayah Pulau Sumatera yang berjumlah 24 kota, 13 kota mengalami inflasi dan 11 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Gunung Sitoli sebesar 1 persen dengan IHK 104,96 dan terendah terjadi di Pekan Baru sebesar 0,01 persen dengan IHK 103,44," katanya.
Pewarta: Aprionis
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020