Kathmandu (ANTARA News) - Setiap tahun, pemuda Nepal di dua desa di bagian selatan negara di Himalaya tersebut menyimpan cacian pilihan mereka buat "pesta sumpah-serapah", yang mencapai puncaknya pada Ahad.

Para pemuda di dua desa yang bertetangga, Parsawat dan Laxmipur, saling mencaci-maki, atau memaki tetangga mereka, warga desa lain dan pejalan kaki, lalu mereka terbahak-bahak.

Mereka berkumpul di berbagai taman dan tempat lain di sekitar jerami yang dibentuk seperti kemaluan untuk mengumbar caci-maki.

Makian seperti "Muka monyet, saya harap anak-anakmu sama jeleknya seperti katak", dan "Saya harap kerbaumu mati gara-gara diare," beredar selain sumpah-serapah yang lebih jorok lagi.

"Saya mengetahui tradisi ini sejak puluhan tahun lalu dan ikut selama masih muda," kata Ram Kumar Mishra --yang kini berusia 78 tahun-- kepada AFP melalui telefon dari wilayah tersebut.

"Yang terbaik dari tradisi ini ialah setelah pesta berakhir, setiap orang merasa baik satu dengan yang lain. Tak ada perasaan kesal," kata Mishra, yang tinggal di Parsawa.

Pada hari terakhir festival itu, yang berlangsung selama 10 hari dan tahun ini jatuh pada Ahad, mereka membakar tumpukan jerami dan merayakan pesta Hindu, Holi --yang ditandai oleh "perang" dengan menggunakan tepung warna-warni dan air.

"Kami tidak mencaci-maki pada saat lain. Namun selama festival, kami diperkenankan melakukannya --bahkan di depan kedua orang-tua kami dan kami semua benar-benar menikmatinya," kata Raju Raut (16), setelah ia mencaci-maki teman akrabnya di sekolah."Setiap orang bergembira," katanya.(C003/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010