"Kualitas harus dijaga, Bulog seharusnya lebih teliti dan selektif sebelum mendistribusikannya. Jangan sampai protes dan penolakan meluas di masyarakat," kata anggota DPRD Kota Jambi M. Zayadi, di Jambi, Sabtu.
Menurut dia ketika terjadi penolakan raskin di Kelurahan Buluran, Kota Jambi belum lama ini, pihak Bulog mengaku sebagian besar raskin didatangkan dari Jawa.
"Kalau raskin terlalu lama tersimpan digudang tentu ada sebagian beras yang rusak atau berubah warna," katanya.
Ia mengatakan meski Bulog mengklaim kualitas beras tetap tejaga, kebiasaan warga selama ini mengkonsumsi beras yang bagus sehingga mereka menolak jika kualitas beras rendah.
"Saya lihat beras yang didistribusikan masih jauh dari layak konsumsi," katanya.
Ia mengingatkan untuk menghindari penyimpanan beras yang terlalu lama di gudang, Bulog Jambi hendaknya memberdayakan petani lokal khususnya di Provinsi Jambi.
"Meski beras yang rusak telah diganti, namun masyarakat menjadi antipati terhadap kualitas raskin. Saya minta Bulog benar-benar selektif," katanya.
Menurut dia untuk menindaklanjuti hal itu, dirinya akan mengusulkan kepada anggota DPRD khususnya para anggota komisi yang membidangi masalah ini untuk memanggil pejabat Bulog Jambi.
"Nanti dibahas bagaimana cara distribusi yang baik agar warga percaya dan yakin bahwa raskin adalah beras yang kualitasnya sama seperti beras yang ada di pasaran," katanya.
Kepala Divisi Regional Perum Bulog Jambi Stephanus Joko menyatakan pihaknya sudah melakukan pengecekan raskin sebelum didistribusikan.
Dalam distribusi tersebut, katanya, beras yang keluar dari gudang Bulog isaksikan oleh pihak kecamatan dan kelurahan.
"Pihak kecamatan dan kelurahan melakukan pengecekan kualitas beras, jika beras dinyatakan sesuai, kami akan buatkan berita acaranya baru didistribusikan," katanya.
Joko menambahkan jika ada kualitas beras yang tidak sesuai, masyarakat diharapkan segera melapor. Beras tersebut akan segera diganti.
"Beras raskin sama seperti beras pada umumnya, yakni beras dengan kualitas IV yang jika dihitung harganya sebesar Rp4.600/kg," katanya. (BS/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010