Banyumas (ANTARA News) - Perayaan Cap Go Meh 2561 Imlek di Kelenteng Boen Tek Bio, Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu malam, dihiasi berbagai kesenian Jawa, salah satu kesenian Jawa yang tampil dalam perayaan tersebut, yakni "Klotekan Lesung" khas Banyumas.
Kesenian ini menampilkan alunan musik yang dihasilkan dari alat penumbuk padi (lesung, red.) yang dipukul (klotekan, red.) dengan alat penumbuknya untuk mengiringi lagu-lagu dan para penari.
"Klotekan Lesung" yang dimainkan oleh warga Desa Papringan, Kecamatan Banyumas ini ditampilkan di depan Aula Kelenteng Boen Tek Bio untuk menyambut para tamu.
Sementara itu di dalam aula, para tamu undangan yang sebagian besar warga keturunan China, disuguhi pergelaran kolaborasi gamelan dan rebana yang dimainkan oleh Remaja Masjid Andre Al Hikmah Patikraja.
Selain dua kesenian tersebut, dalam perayaan Cap Go Meh ini juga diisi "Macapatan" oleh Grup Macapat Stupa Mas Banyumas dan pergelaran lagu oleh muda-mudi dari lima gereja di Banyumas serta atraksi Barongsai dan Liong.
Terkait perayaan Cap Go Meh ini, juru bicara Kelenteng Boen Tek Bio, Sobitananda mengatakan, pihaknya ingin menunjukkan bahwa kelenteng bukan hanya tempat ibadah tetapi juga rumah budaya.
"Bahkan nuansa budaya Jawa khususnya Banyumas juga ditunjukkan dalam cara beribadah kami yang turut menghormati leluhur masyarakat Banyumas, yakni Mbah Kuncung," katanya.
Menurut dia, penghormatan tersebut diwujudkan dengan keberadaan altar Mbah Kuncung di salah satu sudut kelenteng.
Sementara itu Ketua II Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jawa Tengah yang juga pembina Remaja Masjid Andre Al Hikmah, H Gunawan Santosa mengatakan, perayaan Cap Go Meh dapat diartikan sebagai silaturahmi pada hari ke-15 Imlek.
"Jadi Cap Go Meh bukan perayaan untuk satu agama saja tetapi merupakan sebuah budaya," katanya.
Selain dihadiri para pemuka agama dan masyarakat Banyumas, perayaan Cap Go Meh di Kelenteng Boen Tek Bio juga dihadiri Raja Keraton Surakarta Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan (SISKS) Paku Buwono XIII Tedjowulan. (Ant/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010