Jakarta (ANTARA) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menginstruksikan kepada seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan Kemendes PDTT untuk menggunakan pakaian batik selama satu bulan yang disebut dengan Bulan Swadesi.

Penggunaan batik selama satu bulan, kata Abdul Halim atau yang akrab disapa Gus Menteri ini merupakan salah satu bagian dari kampanye Kemendes PDTT melalui gerakan Yang Terbaik Yang Terbatik.

"Gerakan ini juga merupakan bagian dari upaya kita bangga buatan Indonesia. Karena, tidak ada batik produk lain selain Indonesia," ujar Gus Menteri dalam keterangan tertulisnya diterima di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Mendes : Padat Karya Tunai Desa bakal serap 7,05 juta tenaga kerja

Tidak hanya kepada seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan Kemendes PDTT, Gus Menteri juga minta kepada seluruh pendamping desa untuk mengajak kepala desa beserta perangkat desanya serta masyarakat desa untuk menggunakan batik.

Lebih lanjut, Gus Menteri menyampaikan bahwa pelaksanaan penggunaan batik selama satu bulan yang seharusnya dijadwalkan pada November. Namun, mengingat hari batik nasional jatuh pada bulan Oktober.

Maka, pelaksanaan penggunaan batik selama satu bulan telah diagendakan mulai 25 September lalu hingga 25 Oktober mendatang.

"Yang pasti kita melakukan gerakan memakai batik mulai dari Kemendes PDTT sampai desa, sampai pendamping hingga sampai ke warga masyarakat desa se -Indonesia dan kita menekankan pada penggunaan produk Indonesia. Karena tidak ada batik yang produk lain," katanya.

Baca juga: Inovasi jadi strategi agar batik bertahan saat pandemi dan naik kelas

Agenda lain dalam kampanye itu yaitu Nge-Gowes Berbatik yang dilaksanakan setiap Hari Jumat yang dimulai 25 September hingga 30 Oktober 2020 dengan rute Kantor Kemendes di Kalibata , Jakarta, menuju kantor Kemendes PDTT di Abdul Muis, Jakarta.

Kegiatan itu menunjukkan kepada khalayak ramai jika Batik pun bisa digunakan untuk aktifitas lain seperti rekreasi ataupun aktivitas olah raga termasuk bersepeda. Peserta Gowes itu bakal kenakan batik tapi tetap mengutamakan protokol kesehatan.*

Baca juga: Kemenperin bimbing perajin batik, agar bisa bersaing di kancah global
Baca juga: Batik tampil dalam pameran fesyen New York di tengah pandemi
Baca juga: Bangkitkan UMKM saat pandemi, BI Jember gelar peragaan busana batik

Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020