Sesuai keputusan Dirjen, baru ada 12 negara saja yang dibuka untuk negara penempatan PMIDenpasar (ANTARA) - Jumlah keberangkatan atau penempatan pekerja migran Indonesia di Provinsi Bali selama masa COVID-19 mengalami penurunan sebesar 98,28 persen, kata Kepala Seksi Penyiapan dan Penempatan pada Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) setempat Ony Irawan.
Baca juga: Kepulangan PMI Parti Liyani dari Singapura tunggu kasus hukum selesai
Ia mengatakan untuk Agustus ada tiga orang PMI diberangkatkan ke Polandia, sebagai spa therapist. Kemudian di September 2020 tercatat ada delapan orang yang berangkat sebagai spa therapist. Lima orang diantaranya diberangkatkan ke Polandia, satu orang ke Turki dan dua orang tujuan ke Maldive.
Baca juga: Berantas sindikat pekerja migran ilegal, Himsataki dukung BP2MI
Menurut data BP2MI terhitung dari Januari sampai Maret 2020 ada 640 orang yang diberangkatkan. Kemudian, sejak April hingga Juli dilakukan penghentian sementara pemberangkatan PMI. Dari Agustus hingga September 2020 ada 11 orang yang diberangkatkan.
Baca juga: Puluhan pekerja migran dari Kepulauan Salomon tiba di Biak
"Baik calon pekerja migran Indonesia yang telah melakukan registrasi di Dinas Kabupaten/kota maupun yang telah terbit visa kerja," ucapnya.
Selanjutnya, pada 14 Juli 2020 telah dibuka kembali kesempatan bagi para calon pekerja migran Indonesia untuk bekerja di negara tujuan penempatan dengan tetap mengedepankan prinsip perlindungan hak-hak pekerja migran serta protokol kesehatan.
"Sesuai keputusan Dirjen, baru ada 12 negara saja yang dibuka untuk negara penempatan PMI," kata Ony.
Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020