manajemen krisis harus terus diaktifkan, termasuk membentuk masyarakat sadar bencana
Bandung (ANTARA) - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyusun sejumlah langkah strategis dalam menanggapi kajian gempa megathrust hingga potensi tsunami 20 meter yang dilakukan Tim Riset Institut Teknologi Bandung (ITB).
"Kajian tersebut sangat penting karena dibuat oleh orang-orang yang memiliki kompetensi dan walaupun masih prediksi hal yang paling logis saat ini adalah menyiapkan berbagai kebijakan untuk menekan potensi dampak yang terjadi," kata Kepala Disparbud Jawa Barat Dedi Taufik di Bandung, Rabu.
Baca juga: Tak cukup sistem peringatan tsunami, edukasi warga harus berlanjut
Terlebih, kata dia, di kawasan Pantai Selatan banyak destinasi wisata andalan Jawa Barat untuk menarik kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara salah satunya mengaktivasi "program tourism crisis management".
"Jadi kami tentu akan membahas hal ini dengan pemerintah kabupaten/kota termasuk para pelaku industrinya. Terutama mengenai manajemen krisis yang harus terus diaktifkan dengan baik, termasuk membentuk masyarakat yang juga sadar bencana," kata dia.
Baca juga: BMKG dorong penelitian soal gempa dan tsunami untuk perkuat mitigasi
Ia menuturkan hasil kajian mengenai tsunami tersebut menyebabkan kepanikan di beberapa pelaku industri pariwisata Jawa Barat dan calon wisatawan dan persepsi yang terbentuk, tsunami akan terjadi sebentar lagi.
"Tentunya kami tetap menganggap hasil kajian ini penting, kita tidak boleh anti atau menolak mentah-mentah karena ada pakar yang terlibat dalam penelitian. Tugas kita kan menekan potensi kerusakan dan korban jika memang itu terjadi," ujar dia.
Di sisi lain, lanjut Dedi Taufik, ada indikasi bahwa informasi mengenai kajian tersebar tanpa data yang utuh dan rencananya Disparbud Jawa Barat akan melakukan sosialisasi dengan menggandeng para pakar (yang terlibat dalam penelitian) agar informasinya utuh, termasuk menggandeng BPBD membahas mitigasi.
Baca juga: BMKG imbau warga akhiri kepanikan terkait potensi gempa megathrust
Ketika disinggung mengenai usaha investor atau pengusaha tetap berkegiatan di pantai selatan, Dedi Taufik menilai hal itu bergantung pada komitmen semua pihak, termasuk pemerintah daerah.
“Semua harus bisa meyakinkan kembali pasar investor dengan cara promosi dan memasarkan kembali produk-produk investasi pariwisata Jawa Barat bagian selatan,” terang dia.
Baca juga: BMKG: Kajian gempa-tsunami harus direspons upaya mitigasi nyata
Sebelumnya Guru Besar bidang Seismologi di Institute Teknologi Bandung (ITB), Sri Widiyantoro mengatakan bahwa ada kemungkinan gempa besar disertai tsunami di wilayah Indonesia, terutama di wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur.
Hal itu diungkap olehnya dalam webinar dengan judul ‘Implications for Megathrust Earthquakes and Tsunamis from Seismic Gaps South of Java’ pada Rabu (23/9).
Baca juga: LIPI sebut gempa dan tsunami raksasa akan berulang
Dia menyebut ada wilayah minim gempa atau seismic gap (bagian dari sesar yang pernah menghasilkan gempa bumi) di laut selatan Jawa. Wilayah ini berpotensi melepaskan gempa dengan magnitudo yang lebih besar ketika ia aktif kembali.
Tidak adanya gempa besar dengan magnitudo 8 atau lebih dalam beberapa ratus tahun terakhir mengindikasikan ancaman gempa tsunamigenik dahsyat di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa.
Untuk mengetahuinya, tim kemudian melakukan simulasi selama tiga jam dengan inversi data GPS.
Dan hasilnya Jawa Barat di selatan Banten berpotensi dihantam tsunami setinggi 20 meter, jika mengacu pada ulang tahun gempa 400 tahun sekali.
Baca juga: UGM kembangkan sistem pendeteksi gempa bumi
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020