Mohon biarkan wakil presiden berbicara

Washington (ANTARA) - Calon presiden petahana Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump, dan rivalnya dari Partai Demokrat, Joe Biden, beradu gagasan dalam debat pertama secara langsung di Cleveland, Selasa malam (29/9) waktu setempat.

Trump saat ini menjabat sebagai presiden AS, yang berarti akan mencari suara pemilih agar mempertahankan posisi dalam periode kedua. Sementara Biden menjabat sebagai wakil presiden pemerintahan Barack Obama selama dua periode, mulai 2009 hingga 2017.

Pertemuan dua kandidat tersebut kali ini merupakan satu dari tiga sesi debat yang akan digelar menjelang pemungutan suara 3 November mendatang. Berikut sejumlah sorotan di dalamnya.

"Bisakah Anda diam?"

Dalam debat berdurasi 90 menit itu, Trump berulang kali menimpali pernyataan Biden dan juga moderator Chris Wallace dari Fox News, ketika keduanya tengah berbicara.

Sikap Trump tersebut mengganggu upaya untuk kedua kandidat berdiskusi tentang kebijakan masing-masing, serta membuat munculnya teguran karena ia melanggar aturan yang, padahal, telah disetujui oleh kedua tim kampanye agar Trump dan Biden mendapat waktu bicara yang sama.

Tidak jarang kedua kandidat berbicara bersamaan, sedangkan Wallace mencoba menengahi.

"Mohon biarkan wakil presiden berbicara," kata Wallace menegur Trump ketika menginterupsi pemaparan Biden.

"Will you shut up, man? (Bisakah Anda diam?)" ujar Biden kepada Trump, satu dari sekian kali ia berupaya menyuruh Trump agar diam.

Bahasa tubuh

Di awal Trump dan Biden memasuki panggung debat, keduanya tidak berjabat tangan karena menerapkan protokol pencegahan COVID-19, namun bahasa tubuh keduanya sepanjang acara tetap menjadi sorotan.

Trump sering menampilkan wajah cemberut terhadap Biden, juga mengibaskan jarinya atau melambaikan tangannya--sebagai gestur menyingkirkan lawannya.

Sedangkan Biden, selalu melihat ke kamera ketika Trump menimpali pembicaraannya, yang dianggap hendak menunjukkan sikap Trump kepada masyarakat Amerika.

Ketika giliran Trump berbicara, Biden menggoyangkan kepalanya, dan beberapa kali tersenyum atau tertawa. Ia juga sesekali berhenti bicara dan diam tanda jengkel.

Pajak Trump

Wallace menanyakan Trump tentang pembayaran pajak pemasukan federal pada 2016 dan 2017, setelah media New York Times melaporkan bahwa Trump hanya membayar 750 dolar AS (sekitar Rp11 juta) masing-masing di tahun tersebut, berdasarkan surat pajaknya.

Tanpa membeberkan bukti, Trump menjawab bahwa dirinya membayar "jutaan dolar" dan "Anda akan melihatnya", meskipun ia menyangkal akan merilis surat laporan pajak sejak ia menjadi kandidat pertama kali pada 2015, tidak seperti tradisi para pendahulunya.

"Tunjukkan kepada kami surat pelaporan pajak Anda," kata Biden menanggapi.

Daftar tamu

Kedua kandidat mengundang tamu masing-masing ke acara debat untuk mempertajam tema kampanye mereka.

Ann Dorn, yang suaminya--pensiunan polisi--terbunuh di tengah aksi protes anti rasisme di St. Louis pada Juni lalu, menjadi salah satu tamu undangan Trump, sebulan setelah ia tampil dalam sebuah video di Konvensi Nasional Partai Republik.

Sementara tamu Biden antara lain Kristin Urquiza, yang ayahnya--seorang pendukung Trump--meninggal dunia akibat COVID-19 setelah menyepelekan penyakit itu. Kampanye Biden banyak menyoroti upaya penanganan wabah COVID-19 oleh pemerintahan Trump.

Sumber: Reuters

Baca juga: Gaet pemilih kulit hitam, Trump janji "Juneteenth" jadi libur federal
Baca juga: Dwayne Johnson dukung Joe Biden untuk pemilihan presiden AS
Baca juga: Trump adakan kampanye di dalam ruangan di tengah kekhawatiran corona

​​​​​​​

Penerjemah: Suwanti
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2020