Bengkulu (ANTARA News) - Kabupaten Mukomuko kekurangan pabrik pengolahan buah kelapa sawit (CPO), padahal produksi kebun petani setempat sedang meningkat, demikian Kabag Humas Pemerintah Kabupaten Mukomuko Yanzuri Nawawi di Bengkulu, Sabtu.
Pabrik yang ada di daerah itu sekarang baru delapan unit, termasuk milik perusahaan perkebunan besar, sedangkan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang masuk setiap hari cukup banyak, kata Mukomuko.
Akibatnya, TBS kelapa sawit milik petani dikhawatirkan membusuk karena tidak tertampung.
Sekarang sekitar 80 persen penduduk Kabupaten Mukomuko memiliki kebun kelapa sawit, dan mereka kini tengah panen serentak dan produksinya melebihi kapasitas pabrik yang ada.
Bupati Ichwan Yunus telah mengundang investor sektor unsaha pengolahan buah kelapa sawit, namun tetap memenuhi syarat perizinan yang ada.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu Risman Sipayung menyatakan pihaknya akan menerima investor pabrik pengolahan kelapa sawit yang mau menanamkan modalnya di Bengkulu.
Mestinya dalam persaratan sebuah pabrik memiliki kebun inti minimal dua ribu sampai lima ribu hetare, namun persaratan itu bisa saja tidak dipenuhi asal ada investor yang ingin bergerak di sektor pabrik pengolahan CPO.
Bengkulu sekarang baru memiliki 13 unit pabrik CPO dari jumlah ideal 20 unit, sedangkan lainnya masih dalam proses perizinan dan pembangunan.
Produksi TBS Bengkulu saat ini mencapai 2,2 juta ton, dari sebelumnya 1,8 juta ton per tahun, sedangkan luas kebun kelapa sawit seluruhnya mencapai 120 ribu hektare. (*)
Z005/AR09
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010