Parapat, Sumut (ANTARA News) - Pelaksanaan ASEANChina Free Trade Agreement (ACFTA) yang sudah mulai diberlakukan tahun 2010 ini diperkirakan akan berdampak pada penurunan harga delapan produk di pasar dalam negeri.
Analisis Muda Direktorat Internasional Bank Indonesia, Arif Hasid, Parapat, Sumut, Jumat, mengatakan, berdasar simulasi dampak ACFTA, Bank Indonesia (BI) mencatat kedelapan produk tersebut yakni produk tekstil, alat manufaktur, alat kenderaan, produk metal, tekstil, produk kulit, minuman dan tembakau, serta sayur dan buah.
"Penurunan harga disebabkan banyaknya barang dari China yang masuk ke Sumut. Apalagi Bea Masuk nol persen, juga menyebabkan naiknya produktivitas sekitar 10 persen," katanya.
Ia mengatakan, hasil peningkatan produksi akan mendorong proses pembangunan industrialisasi. Hal ini juga akan mendorong pembangunan infrastrukur lebih cepat.
Untuk meningkatkan produktivitas tersebut, berbagai pihak baik pemerintah, pengusaha, maupun instansi terkait lainnnya harus mampu mengimplementasikan secara penuh pelaksanaan ACFTA tersebut.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam analisis ACFTA terhadap transaksi barang, menurut dia yang harus dilakukan adalah melakukan inisial tarif, penurunan tarif, ekspor-impor, produksi, konsumsi, dan pendapatan.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Pengusaha Indonesia (GPEI), Sofyan Subang, mengatakan para pengusaha tidak perlu khawatir dengan pelaksanaan ACFTA tersebut.
Karena ACFTA sebenarnya dapat dijadikan sebagai faktor untuk meningkatkan daya saing produk. Untuk itulah, pelaku usaha diminta untuk lebih meningkatkan kualitas produk agar tidak kalah bersaing dipasaran.
"Yang tidak kalah pentingnya adalah, masyarakat juga harus lebih mengutamakan mengkonsumsi produk lokal dari pada produk impor," katanya.(Ant/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010