Chicago (ANTARA) - Emas kembali menguat untuk hari kedua berturut-turut pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), dipicu oleh berlanjutnya pelemahan dolar dan meningkatnya harapan atas stimulus fiskal tambahan untuk ekonomi Amerika, menjelang debat pertama calon presiden AS.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, melonjak 20,9 dolar AS atau 1,11 persen menjadi ditutup pada 1.903,20 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Senin (28/9/2020), emas berjangka terangkat 16 dolar AS atau 0,86 persen menjadi 1.882,30 dolar AS per ounce.
Emas berjangka turun 10,6 dolar AS atau 0,56 persen menjadi 1.866,30 dolar AS pada Jumat (25/9/2020), setelah menguat 8,5 dolar AS atau 0,45 persen menjadi 1.876,90 dolar AS pada Kamis (24/9/2020), dan anjlok 39,2 dolar AS atau 2,05 persen menjadi 1.868,40 dolar AS pada Rabu lalu (23/9/2020).
"Ketika kami melihat prospek stimulus yang lebih baik, kami memahami ada kecenderungan melemahnya mata uang domestik, dalam hal ini dolar melemah dan mendukung emas dan perak," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Pada saat ini, Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin dan Ketua DPR Nancy Pelosi "perlahan-lahan menyetujui rencana stimulus kedua, tak pelak lagi ini merupakan lingkungan yang mendukung," tambahnya.
Pelosi mengatakan pada Selasa (29/9/2020) bahwa dia berharap memiliki kesepakatan bantuan virus corona dengan Gedung Putih minggu ini, setelah berbicara dengan Mnuchin.
Ini terjadi setelah Pelosi pada Senin (28/9/2020) mengatakan anggota parlemen Demokrat mengumumkan rancangan undang-undang bantuan virus corona senilai 2,2 triliun dolar AS.
Emas, dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan depresiasi mata uang, telah melonjak sekitar 25 persen sepanjang tahun ini, didukung oleh stimulus moneter dari bank-bank sentral utama dan pemerintah.
Membantu mendukung emas, dolar turun 0,4 persen terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya ketika pasar menunggu debat presiden pertama antara Presiden Donald Trump dan saingan Demokrat, Joe Biden pada pukul 09.00 malam waktu setempat.
"Gelombang mungkin bergeser sedikit kembali ke emas," kata James Steel, kepala analis logam mulia di HSBC dalam sebuah catatan.
"Karena fokus pasar bergeser lebih tegas ke pemilihan AS dan ketidakpastian yang dibawa oleh siklus pemilihan, sepertinya emas dan perak telah mendapat penangguhan hukuman dari likuidasi besar-besaran minggu lalu."
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 84,1 sen atau 3,56 persen menjadi ditutup pada 24,445 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 6,3 dolar AS atau 0,71 persen menjadi menetap pada 897,7 dolar AS per ounce.
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2020