Perintah penangkapan, berlaku di Venesia dan kota lain di Italia utara, dikeluarkan terhadap 10 warga negara Turki dan satu orang Italia, yang dituduh terkait dengan terorisme antarbangsa, kata pernyataan polisi.
Penyelidikan, dilakukan di Italia dan Prancis, menemukan "daerah penerimaan" dengan sumber penghasilan dan orang untuk memerangi kepentingan Turki di sepanjang perbatasan negara itu dengan Irak, kata polisi.
PKK, yang melancarkan gerakan bersenjata terhadap negara Turki pada 1984 untuk memperjuangkan tanah air Kurdi di Turki tenggara, dicap teroris oleh Ankara, Eropa Bersatu dan Amerika Serikat.
Polisi Belanda menangkap seorang pria diduga pemimpin PKK dalam ronda perbatasan di bagian tenggara negara itu, kata pejabat Kementerian Kehakiman Belanda pada Kamis.
Pria itu, dikenali bernama Hasan Adir, ditangkap pada 19 Januari ketika naik mobil ke Belanda dari Jerman dengan dua orang lain.
Juru bicara itu menyatakan Turki meminta Adir diserahkan, tapi ia menolak dan minta diadili, yang akan diadakan pada 18 Maret di kota Roermond di Belanda selatan.
Sejumlah 40.000 orang tewas dalam kemelut PKK dengan Turki sejak kelompok keras itu mengangkat senjata pada 1984 dengan tujuan mendirikan negara Kurdi di bagian tenggara Turki, yang sebagian besar penduduknya suku Kurdi.
Adir dapat naik banding atas penyerahannya pada ahirnya di Mahkamah Agung.
Menteri Kehakiman Belanda akan membuat keputusan ahir, kata juru bicara tersebut.
Turki minta penangkapannya, karena menduga ia membibit orang untuk sayap bersenjata PKK di Irak, kata kantor berita Belanda ANP.
Pemerintah Turki pada tengah Februari menahan 86 orang dalam gerakan terhadap kelompok diduga berkaitan dengan PKK terlarang, kata kantor berita negara Anatolia.
Penggerebekan itu terjadi di bagian tenggara negara tersebut, tapi lima orang juga ditahan di kota terbesar Turki, Istambul.
Di antara yang ditahan dalam gerakan terhadap kelompok Masyarakat Kurdistan Berstau (KCK) itu adalah anggota Partai Perdamaian dan Demokrasi (BDP), yang mendukung Kurdi, kata Anatolia.
Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan berjanji memperluas hak politik warga Kurdi guna memenuhi derajat keanggotaan Eropa Bersatu dan mengahiri perang dengan PKK.
Upaya melancarkan yang disebut "prakarsa Kurdi" itu memberikan pukulan pada tahun lalu ketika pengadilan konstitusi menutup partai Kurdi, karena terkait dengan PKK.
Pasukan keamanan Iran menewaskan empat anggota kelompok pemberontak Kurdi, yang terlibat dalam bentrok maut pada tahun lalu di bagian barat laut negara itu, kata media negara pada Minggu.
"Anggota Kementerian Sandi menghadang dan menewaskan empat anggota kelompok itu, yang terkait dengan kelompok teroris Komouleh, yang bertanggung jawab atas kematian tiga petugas keamanan di provinsi itu pada akhir Desember," kata laporan televisi negara, dengan mengutip keterangan kementerian itu di propinsi Azerbaijan Barat.
Komouleh adalah nama bagi Kelompok Hidup Bebas Kurdistan (PJAK), cabang PKK.
(Uu.SYS/B002/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010