Dengan kondisi laut yang bergelombang terutama di saat cuaca buruk, kapal ini sangat presisi digunakan ke pulau-pulau kecil

Surabaya (ANTARA) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya membuat kapal pintar nirawak (tanpa awak) atau Intelligent Boat (I-Boat) yang diluncurkan di PT Galangan Kapal Madura, Bangkalan, Jawa Timur, Selasa.

"Kapal ini merupakan buatan tim dosen dan mahasiswa 41 orang dan diresmikan dalam rangkaian Lustrum XII ITS," ujar Rektor ITS Surabaya, Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng di sela acara peluncuran.

Ia menyampaikan, produk ITS ini sekaligus melengkapi produk-produk sebelumnya seperti Robot Raisa dan mobil pintar (I-Car) yang telah diluncurkan pada 17 Agustus 2020 dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan Ke–75 Republik Indonesia.

"Dengan kondisi laut yang bergelombang terutama di saat cuaca buruk, kapal ini sangat presisi digunakan ke pulau-pulau kecil," ucapnya.

Dia menjelaskan, dengan dikendalikan teknologi, I-Boat mampu menembus di berbagai cuaca serta berani melawan gelombang tinggi sehingga mampu membantu proses evakuasi kecelakaan pada pelayaran, seperti korban tenggelam.
Baca juga: Mobil otonom "iCar ITS" diluncurkan Menristek

Selanjutnya, kata Prof Ashari, dengan memasangkan perangkat pintar pada I-Boat maka kapal dapat dijalankan dengan kendalikan teknologi.

"Dengan kemampuannya, kapal ini dirancang dapat diperintah untuk menuju lokasi koordinat tertentu yang sudah ditetapkan sebelumnya. Jika terdapat koneksi internet di wilayah operasionalnya, pengguna dapat mengendalikan melalui aplikasi user interface. Baik yang bersifat web-based maupun yang beroperasi melalui gadget android," katanya.

Berdasar perintah operator, I-Boat akan berlayar menuju sasaran koordinat yang diinginkan.

Dalam pengembangan penelitian tahap berikutnya, I-Boat akan memiliki fitur berupa pemanggilan dan penetapan koordinat tujuan dapat dilakukan untuk areal laut yang lebih luas.

Manajer Unit Klaster Inovasi Kemaritiman, Ir Tri Achmadi PhD menambahkan I-Boat bisa menempuh hingga lebih dari 10 kilometer dengan dikoordinir oleh operator menggunakan aplikasi tertentu.

"I-Boat ini bisa dijalankan sendiri dan akan kembali dengan otomatis. Jadi operator menjalankan melalui aplikasi tertentu seperti aplikasi ojek online, namun I-Boat bisa kembali ke tempat semula," katanya.
Baca juga: ITS kembangkan 25 hasil riset dan inovasi bantu penanganan COVID-19

Dengan dilengkapi kamera yang beresolusi tinggi, I-Boat mampu memilih obyek mana yang harus diangkut terlebih dahulu saat adanya tenggelam di laut.

"Seperti pada simulasi ada orang tenggelam tetapi ada pula boks yang tenggelam tidak direncanakan. Ternyata I-boat memilih menolong orang yang tenggelam tadi," tuturnya

I-Boat buatan ITS ini akan dimanfaatkan ke segala keperluan bencana seperti penolongan korban di laut dan bencana lainnya.

"I-Boat juga bisa memilih titik aman saat menemukan korban tenggelam. Dengan begitu I-Boat ini sudah dalam uji kelayakan," katanya.

Sementara itu, Direktur Operasi Biro Klasifikasi Indonesia Mohammad Cholil mengungkapkan untuk alat transportasi bahkan di sektor maritim tidak bisa langsung dijual. Harus melalui uji kelayakan agar memastikan semua sistem tidak ada yang gagal.

"Selain aspek efisiensi dan efektivitas, aspek lain yang wajib dipenuhi dalam dunia transportasi laut adalah keselamatan awak kapal dan penumpang serta perlindungan lingkungan laut," katanya.

Baca juga: Belanda gandeng ITS sebagai mitra institusi pendidikan maritim
Hal ini telah ditetapkan oleh IMO (International Maritime Organization) dan juga telah dimasukan dalam Undang-undang nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran.

"Ini kapal tanpa awak pertama yang masih harus diuji keselamatan 0 PP. Aturan sudah ada tapi harus diuji publik dulu. Ini baru tahap awal, belum pada tahap sertifikasi," katanya.

Rencananya, aturan untuk pengajuan keamanan akan disusun dalam dua bulan. Sehingga bisa diajukan untuk sertifikasi.

Pewarta: Fiqih Arfani/Willy Irawan
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020