Bogor (ANTARA News) - Mantan Kabareskrim Mabes Polri, Komjen Susno Duadji mengaku tidak takut jika bukunya berjudul "Bukan Testimoni Susno" akan dijegal dipasaran dan tidak boleh diterbitkan lagi.
"Kenapa saya harus takut yang menulis buku bukan saya," ucapnya, pada acara bedah buku dengan judul yang sama di Gramedia Ekalokasari, Bogor, Jabar, Kamis.
Buku tersebut ditulis oleh penulis buku dan juga wartawan senior Izharry Agusjaya Moenzir. Buku yang berisikan pernyataan jujur Susno seputar keterlibatan Polri dalam kasus Bank Century tersebut diakui Susno bukan sebagai buku putih.
"Yang saya ungkapkan adalah fakta yang sebenarnya, buku ini bisa jadi buku yang menghujat bisa juga menjadi buku yang membenarkan," ucapnya.
Buku setebal 138 halaman itu menceritakan sosok Susno apa adanya, kebenaran yang terjadi pada diri Susno Duadji dan bukan testimoni.
"Testimoni itu derajat hukumnya rendah, yang saya ungkapkan adalah fakta sebenarnya jadi bukan testimoni," ucapnya.
Dengan diluncurkannya buku ini, Susno berharap agar masyarakat tau kenyataan yang sebenarnya.
Susno juga menolak jika buku ini diterbitkan sebagai upaya cuci tangan dirinya atas keterlibatan Polri pada kasus Century.
Menurut Susno buku berisi 25 bab ini dibuat bukan untuk menelanjangi institusi tapi untuk menyelamatkan institusi Polri.
"Ini bukan menelanjangi tapi buku ini sebagai rasa cinta saya terhadap institusi saya, dan saya ingin menyelamatkannya," ucapnya.
Setelah nonaktif dari jabatannya saat ini Susno lebih banyak menghabiskan waktu dirumah.
"Saya juga masih masuk kantor, tapi aktivitas lebih banyak dirumah," ucapnya.
Buku tersebut diterbitkan oleh Gramedia sebanyak 40 ribu eksemplar untuk seluruh Indonesia.
Ketertarikan Izharry sapaan akrab sang penulis untuk menerbitkan buku ini dilandasi oleh rasa bersalah karena telah menilai buruk terhadap Susno.
Izharry menulis buku tersebut dalam tempo satu bulan. Ia berharap buku tersebut dapat menggungkap kebenaran yang harus diketahui oleh masyarakat.
(T.PK-LR/R009)
Oleh
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010