"Kita harus kembali memiliki kesadaran spritual. Dengan kesadaran itu akan melihat kesatuan di balik kebhinnekaan dan persatuan hanyalah mungkin bila sadar akan kesatuan jiwa kita," katanya pada apresiasi buku berjudul "Youth Challenges and Empowerment" di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, pendiri bangsa Indonesia, antara lain Bung Karno, Cipto Mangunkusumo dan sederet pendiri lain adalah spritualis purnawaktu.
"Mereka tak pernah berhenti menggali spritualitas dalam diri. Untuk itu merekapun tak segan-segan belajar dari sumber manapun," ucapnya disambut tepuk tangan.
Anand Krishna lalu menyebut Sumpah Pemuda 1928 yang disebutnya bukanlah gerakan nasional meraih kemerdekaan, tetapi gerakan sosial dan mengubah keadaan sosial.
"Gerakan mereka ibarat aliran-aliran sungai kecil yang kemudian meluap menjadi sungai besar dan mampu menghayutkan kaum penjajah," katanya.
Generasi sekarang perlu mengadopsi spirit dalam mencintai Indonesia dan sikap pantang menyerahnya, ujar pria kelahiran 54 tahun di Solo, Jawa Tengah itu. (*)
I020/M026/AR09
Pewarta: Ricka Oktaviandini
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010
Jayalah Indonesia!