Pacitan (ANTARA News) - Tim kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pacitan, Jatim menemukan 125 balita (bayi berusia di bawah lima tahun) yang mengalami gizi buruk.

"Temuan itu kami peroleh setelah mengidentifikasi 1.221 balita yang mengalami gejala penurunan berat badan sejak tahun 2009 hingga triwulan pertama tahun 2010," kata Kabid Kesehatan Dinkes Pacitan, Wawan Kasiyanto, Kamis.

Setelah identifikasi, katanya, dilakukan klasifikasi dalam kategori berat, sedang, dan ringan, sehingga akhirnya dapat dipastikan adanya 125 balita yang diduga mengalami kekurangan asupan gizi.

"Berat badan mereka jauh di bawah normal dan berpotensi menghambat pertumbuhan," katanya.

Menurut dia, perlakuan yang diberikan Dinkes kepada 125 balita yang diidentifikasi mengalami gizi buruk ini tidaklah sama, karena menyesuaikan dengan ada-tidaknya penyakit penyerta selain masalah asupan gizi.

"Dari 125 balita itu, 46 di antaranya kami beri bantuan makanan lengkap, seperti vitamin, mineral, obat-obatan untuk penyakit penyerta yang dialami si balita," katanya.

Sementara 79 balita lainnya hanya mendapat bantuan makanan tambahan untuk memenuhi kebutuhan kalori minimal, yakni 300 kalori.

Wawan menjelaskan ada beberapa hal yang menyebabkan peningkatan jumlah kasus gizi buruk di Kabupaten Pacitan tahun ini, di antaranya faktor mundurnya musim panen yang secara tidak langsung telah menyebabkan masyarakat tidak lagi memiliki persediaan dana dan cadangan makanan/beras.

"Kalaupun ada sisa alokasi dana, biasanya tidak mencukupi karena petani juga membutuhkan biaya untuk tanaman pangan mereka, sehingga mereka kesulitan memenuhi asupan gizi balitanya, seperti kacang tanah yang memiliki kalori dan protein tinggi. Dengan direbus, kacang bisa menambah asupan gizi balita," tuturnya.

Faktor lain yang tak kalah berpengaruh terhadap tingginya kasus gizi buruk di Pacitan adalah masih terbatasnya anggaran yang dialokasikan pemerintah.

Wawan mengistilahkan dengan, 'jumlah dana yang dialokasikan belum memadai'. Dia memberi gambaran, selama tahun 2009, anggaran gizi di Dinkes Pacitan tidak lebih dari Rp7 juta/tahun.

Alokasi anggaran lebih besar didapat tahun 2010, yaitu sebesar Rp70 juta, namun jumlah itu masih harus dibagi dengan seksi lain, sehingga jatuhnya anggaran sekitar Rp15 juta sampai Rp20 juta.

Jika dibandingkan era tahun 1990-an, katanya, masih jauh lebih kecil karena alokasi anggaran gizi saat itu bisa mencapai ratusan juta rupiah.(C004/A024)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010