Srinagar, India (ANTARA News/AFP) - Sedikitnya tiga prajurit India dan dua gerilyawan muslim tewas dalam bentrokan besar di Kashmir India, kata militer, Rabu. Pengumuman mengenai korban-korban tewas itu disampaikan sehari menjelang perundingan resmi pertama antara India dan Pakistan sejak serangan Mumbai 2008.

Tiga prajurit, termasuk seorang perwira, tewas dalam tembak-menembak yang meletus Selasa di kota Sopore, sebelah selatan Srinagar, ibukota musim panas Kashmir India, dan berakhir pada Rabu.

Enam prajurit terluka dalam pertempuran tersebut, juga seorang warga sipil yang terperangkap dalam kontak-tembak itu, kata jurubicara militer Kolonel J.S. Brar.

Polisi mengatakan bahwa mungkin masih ada lagi militan yang tewas, dan mereka kini mencari mayat di antara puing-puing bangunan yang hancur dalam pertempuran itu.

Bentrokan tersebut meletus setelah pasukan India mengepung dua rumah dimana militan yang bersenjata berat bersembunyi.

Pengumuman mengenai insiden mematikan disampaikan hanya sehari menjelang perundingan resmi antar India dan Pakistan sejak serangan Mumbai pada 2008.

Kekerasan di Kashmir turun setelah India dan Pakistan meluncurkan proses perdamaian yang bergerak lambat untuk menyelesaikan masa depan wilayah tersebut.

Perbatasan de fakto memisahkan Kashmir antara India dan Pakistan, dua negara berkekuatan nuklir yang mengklaim secara keseluruhan wilayah itu.

Dua dari tiga perang antara kedua negara itu meletus karena masalah Kashmir, satu-satunya negara bagian yang berpenduduk mayoritas muslim di India yang penduduknya beragama Hindu.

Lebih dari 47.000 orang -- warga sipil, militan dan aparat keamanan -- tewas dalam pemberontakan muslim di Kashmir India sejak akhir 1980-an.

Pejuang Kashmir menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari India atau penggabungannya dengan Pakistan yang penduduknya beragama Islam.

New Delhi menuduh Islamabad membantu dan melatih pejuang Kashmir India. Pakistan membantah tuduhan itu namun mengakui memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri.

New Delhi menghentikan dialog dengan Islamabad yang dimulai pada 2004 setelah serangan-serangan Mumbai pada November 2008 yang menewaskan lebih dari 166 orang.

Pakistan berusaha mendorong pembukaan lagi perundingan perdamaian lima tahun mengenai berbagai masalah, yang mencakup masalah Kashmir, yang dihentikan oleh India setelah serangan itu.

Hingga kini para pejabat India dan Pakistan hanya bertemu di sela-sela pertemuan multilateral, dan New Delhi enggan mengadakan perundingan bilateral atau memulai lagi proses perdamaian lebih luas karena khawatir mengacaukan pandangan publik di India.

Serangan-serangan pada 2008 di Mumbai, ibukota finansial dan hiburan India, telah memperburuk hubungan antara India dan Pakistan.

India menyatakan memiliki bukti bahwa "badan-badan resmi" di Pakistan terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan-serangan itu -- tampaknya menunjuk pada badan intelijen dan militer Pakistan. Islamabad membantah tuduhan tersebut.

Sejumlah pejabat India menuduh serangan itu dilakukan oleh kelompok dukungan Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang memerangi kekuasaan India di Kashmir dan terkenal karena serangan terhadap parlemen India pada 2001. Namun, juru bicara Lashkar membantah terlibat dalam serangan tersebut.

India mengatakan bahwa seluruh 10 orang bersenjata yang melakukan serangan itu datang dari Pakistan. New Delhi telah memberi Islamabad daftar 20 tersangka teroris dan menuntut penangkapan serta ekstradisi mereka.

Perdana Menteri India Manmohanh Singh mengatakan pada pertengahan Juli bahwa perundingan perdamaian dengan Pakistan akan tetap tertahan sampai negara itu menindak orang-orang yang bertanggung jawab atas serangan di Mumbai tahun lalu.

Pernyataan Singh itu tampaknya bertentangan dengan sebuah pernyataan bersama dengan PM Pakistan Yusuf Raza Gilani dimana kedua pemimpin tersebut mengatakan bahwa tindakan terhadap terorisme "tidak boleh dikaitkan" dengan proses dialog tersebut.

Dalam pernyataannya kepada media India, Singh mengatakan, "Harus ada upaya-upaya jujur serius untuk menjembatani kesenjangan yang memisahkan kedua negara itu."

Pada Agustus, Pakistan menjamin kepada India mengenai kerja sama penuh mereka dalam mencegah aksi teror baru setelah peringatan dari Singh bahwa militan di Pakistan sedang merencanakan serangan-serangan baru.

Perdana Menteri Pakistan itu juga berjanji melakukan segala sesuatu untuk membawa mereka yang bertanggung jawab atas serangan Mumbai ke pengadilan.

Pakistan telah menangkap sejumlah orang yang dituduh terlibat dalam serangan itu, termasuk tersangka dalang Zakiduddin Lakhvi. (M014/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010