Menurut FIFA, Trovato yang menjabat di Olimpia sejak 2014 juga menolak bekerja sama selama proses penyelidikan kasus disipliner itu. Trovato juga dijatuhi denda sebesar 100.000 franc Swiss (sekira Rp1,6 miliar).
Keputusan itu menurut FIFA berkaitan dengan "sejumlah pertandingan yang berlangsung antara 2018 dan 2019" tetapi tidak menyebut secara rinci pertandingan mana atau kompetisi apa.
Baca juga: Mantan pemain City divonis bersalah atur skor di Swedia
Menanggapi keputusan itu, Trovato menyebutnya sebagai "keputusan politis" tanpa dasar hukuman legal.
"Mereka tidak memperhitungkan sejumlah bukti yang kami berikan," katanya dalam jumpa pers virtual dikutip dari Reuters.
"Olimpia akan terus bermain dan menjadi juara, sebagaimana yang dilakukan sepanjang sejarah klub ini," ujarnya menambahkan.
Kuasa hukum Trovato menyatakan akan menggugat hukuman itu ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) jika diperlukan.
Baca juga: Presiden FIFA prihatin dengan penundaan kualifikasi Piala Dunia
Baca juga: Presiden FIFA temui Trump untuk membahas Piala Dunia 2026
Sementara itu Presiden Asosiasi Sepak Bola Paraguay (APF) Robert Harrison menyatakan hukuman itu sebagai pukulan telak bagi sepak bola negaranya.
Olimpia merupakan klub tersukses di Paraguay dengan koleksi 44 gelar juara liga lokal serta tiga trofi Copa Libertadores serta satu kali memenangi Piala Interkontinental pada 1979.
Semenjak Paraguay menerapkan format liga dua paruh, Apertura dan Clausura, Olimpia mendominasi gelar dua tahun terakhir, namun gagal mempertahankan gelar Apertura 2020 yang direbut Cerro Porteno akhir pekan lalu.
Baca juga: Copa Libertadores akan dimulai kembali September
Baca juga: Sepak bola Amerika Selatan "restart" dengan jaminan maksimum
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2020