Jakarta (ANTARA News) - Anggota pansus Hak Angket kasus Bank Century, Maruarar Sirait, mengatakan di Indonesia tak boleh ada lagi orang yang dikorbankan dan sekaligus tak boleh ada orang yang mau dikorbankan.
"Negara ini jangan mengorbankan siapa pun, dan tak boleh seseorang dikorbankan. Tapi juga orang harus tak mau dikorbankan," katanya saat menerima beberapa kelompok masyarakat di gedung DPR RI Senayan Jakarta, Rabu.
Pansus menerima beberapa elemen masyarakat seperti KOMPAK, Forum Gema 77/78 serta kelompok Cipayung. Pada kesempatan itu KOMPAK menyerahkan rangkaian bunga kepada fraksi-fraksi di pansus.
Menurut Maruarar dalam kasus Bank Century tidak ada orang yang dikorbankan, hal tersebut tidak boleh ada lagi.
Sementara ketua Forum Gema 77/78 Hatta Taliwang mengatakan saat ini pengelolaan negara dilakukan dengan cara-cara premanisme.
Hatta menjelaskan pada saat bersamaan dengan penyelidikan pansus bank Century, namun juga secara bersamaan muncul berbagai kasus dugaan pelanggaran pidana terhadap tokoh-tokoh elit parpol.
"Negara ini dikelola dengan cara-cara premanisme. Ada cara pemerasan dengan memunculkan kasus-kasus hukum," kata Hatta.
Menurut Hatta jika memang ada kesalahan kenapa tidak dari dulu diproses. Dengan demikian tidak salah jika masyarakat menilai ada unsur kesengajaan dan tekanan kepada elit-elit parpol tertentu.
Sementara Ketua HMI Arif Mustafa mengatakan bahwa kasus Bank Century bukan persoalan tindak pidana korupsi semata. Namun merupakan tindak korupsi politik.
"Jadi tidak hanya diadili kasus hukumnya tetapi harus diadili juga benar tidaknya kebijakan dikeluarkan," kata Arif.
Menurut Arif jika rekomendasi pansus hanya meminta penyelesaian proses hukum, maka tidak perlu sampai dibentuk pansus.
"Kami tak akan puas jika rekomendasinya hanya proses hukum, tetapi juga proses politik. Kebijakan bail out itu benar atau salah," kata Arif.(J004/A024)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010