Manajer PT Indocement Tunggal Prakarsa Tarjun H Ahmadi, di Kotabaru, Rabu mengatakan, dua cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengurangi produksi karbon yaitu mengurangi penggunaan bahan bakar batu bara dan mulai menggunakan bahan baku alternatif ketiga.
Saat ini, lanjut dia, perusahaan telah menggunakan bahan bakar alternatif antara 4-5 persen dari kebutuhan bahan bakar batu bara.
"Jika sebelumnya dalam memproduksi satu ton klinker dibutuhkan sekitar 690 kkl batu bara, maka kita sudah dapat mengurangi bahan bakar tersebut hingga lima persen dengan bahan bakar alternatif," jelasnya.
Bahan bakar alternatif yang digunakan diantaranya, kata Ahmadi, jarak pagar, cangkang kelapa sawit dan sampah.
Saat ini, perusahaan group semen "Tiga Roda" itu telah mengembangkan tanaman jarak pagar seluas 40 hektare di sekitar lokasi pabrik.
Selain untuk pembibitan, hasil produksi biji jarak pagar tersebut juga digunakan untuk mengganti bahan bakar batu bara. Ahmadi menjelaskan, selain mengurangi bahan bakar batu bara, untuk mengurangi produksi karbon perusahaan juga mulai menggunakan bahan alternatif ketiga.
"Kita juga menggunakan bahan alternatif ketiga leinston, yang tadinya 100 persen klinker, kita kurangi hingga menjadi 92 persen," katanya.
Perusahaan ITP mentargetkan, beberapa tahun mendatang mampu mengurangi bahan alternatif ketiga dan mengurangi bahan baku batu bara hingga 10-15 persen.
Sebelumnya, Direktur Sumber Daya Manusia PT Indocement Tunggal Prakarsa, Kuky Permana, mengatakan, industri semen menyumbang satu ton karbondioksida (CO2) setiap memproduksi satu juta ton klinker.
(I022/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010