Peningkatan kualitas kesehatan, jauh lebih penting daripada pengobatan

Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menilai langkah Pemerintah mengubah strategi pembangunan kesehatan dari strategi kuratif menjadi promotif untuk mewujudkan peningkatan kualitas kesehatan harus diimbangi implementasi yang efektif, efisien, dan konsisten.

"Langkah pemerintah ke depan untuk mengubah strategi pembangunan kesehatan dari kuratif menjadi promotif patut didukung. Namun harus dicermati pada tataran impelementasinya," kata Lestari Moerdijat atau Rerie dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Hal itu dikatakan Rerie itu menanggapi pernyataan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy yang mengatakan saat ini pemerintah mulai mengubah strategi pembangunan kesehatan dengan lebih mengutamakan langkah promotif dalam peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.

Rerie mengatakan sebaik apapun program dan strategi pembangunan namun kalau tanpa pelaksanaan dan pengawasan yang baik, maka akan sia-sia.

Menurut dia, pandemi COVID-19 yang dihadapi Indonesia saat ini, mengingatkan semua pihak, termasuk pemerintah bahwa kesehatan itu sangat mahal.

Baca juga: Presiden ingin pemusatan anggaran kesehatan Rp132 triliun lebih baik

Baca juga: Pemerintah daerah diminta utamakan pembangunan sarana sanitasi


"Saat ini, semua pihak menyadari bahwa aspek pencegahan melalui peningkatan kualitas kesehatan, jauh lebih penting daripada pengobatan," ujarnya.

Rerie berharap, perubahan kebijakan di sektor kesehatan juga harus lebih berorientasi pada pemanfaatan sumber-sumber dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor obat-obatan dan alat kesehatan.

Dia menjelaskan, secara umum di masa pandemi, pemerintah harus mengubah beberapa target pembangunan nasional terutama pada sektor pembangunan manusia, yang saat ini lebih difokuskan pada penanganan COVID-19.

Padahal menurut dia, aspek lain yang penting diperhatikan juga masih banyak antara lain, penanganan stunting, penanganan penyakit Tuberculosis (TB) dan Demam Berdarah (DBD) yang jumlah pengidapnya terus bertambah setiap tahun.

Baca juga: Soal COVID-19, anggota DPR: Jangan benturkan kesehatan dan ekonomi

Baca juga: Bappenas paparkan sejumlah evaluasi selama pandemi COVID-19

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020