Pengumuman itu disampaikan empat hari setelah junta menggulingkan presiden negara Afrika barat itu, Mamadou Tandja, dalam kudeta setelah beberapa bulan percekcokan antara presiden dan partai-partai oposisi di negara pengeksport uranium itu.
Danda menjabat sebagai menteri informasi dalam pemerintah transisi yang dibentuk setelah kudeta terakhir di Niger pada 1999, ketika militer memecat presiden dan mengadakan pemilihan umum segera setelah kudeta itu. Sejak itu ia bekerja sebagai administrator.
Junta, yang disebut Dewan Tertinggi untuk Pemulihan Demokrasi dan mencakup beberapa perwira militer yang terlibat dalam kudeta 1999, mengatakan mereka merencanakan pemulihan cepat yang sama ke demokrasi.
Junta menegaskan mereka akan mengambil kekuasaan eksekutif dan legislatif hingga konstitusi baru disahkan dan pemilihan diadakan. Junta juga akan menunjuk pemerintah untuk bekerja dengan perdana menteri.
Namun tidak ada perincian lebih lanjut mengenai kerangka waktunya atau bentuk peralihan yang akan dilakukan.
Kudeta itu, yang keempat di Niger sejak kemerdekaan dari Prancis, disambut baik secara luas oleh rakyat Nigeria yang telah lelah dengan berbulan-bulan percekcokan politik di negara yang merupakan salah satu negara termiskin di dunia tapi juga mengharapkan untuk menjadi pengeksport uranium penting itu.
Masyarakat internasional secara resmi mengeritik pengambil-alihan kekuasaan oleh militer, tapi para diplomat mengakui, secara pribadi, hal itu telah memberikan terobosan bagi jalan buntu tempat penengahan internasional gagal. (S008/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010