Cabang Afrika utara kelompok itu, al Qaida di Maghreb Islam (AQIM), telah mengatakan kelompok itu akan mengeksekusi sandera Pierre Camatte kecuali Mali membebaskan keempat gerilyawan tersebut.
Aljazair, yang telah selama bertahun-yahun memerangi gerilyawan Islam, menentang dengan sengit perjanjian yang ditandatangani dengan AQIM utuk menjamin pembebasan sandera asing.
Pada Senin, Mauritania menyatakan negara itu juga telah menarik duta besarnya, juga sebagai protes atas pembebasan satu dari keempat gerilyawan tersebut, yang mereka katakan merupakan seorang anggota al Qaida Mauritania.
"Menyusul keputusan pemerintah Mali untuk melakukan pembebasan keempat teroris itu ... pemerintah Aljazair memutuskan untuk menarik, untuk konsultasi, duta besarnya di Bamako," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri seperti dikutip oleh kantor berita resmi Aljazair APS.
Kantor berita itu menyatakan pemerintah Aljazair "mengutuk dan mengecam dengan keras sikap tak bersahabat dari pemerintah Mali itu".
Pembebasan keempat gerilyawan itu merupakan "perkembangan berbahaya bagi keamanan dan kestabilan bagi wilayah Sahel-Sahara dan, secara obyektif membicarakan, melayani kepentingan kelompok teroris yang aktif di kawasan itu di bawah bendera al Qaida".
Perselisihan diplomatik itu dipicu oleh pembebasan yang mungkin untuk merusak upaya untuk menyahkan pendekatan yang dikoordinasikan di antara pemerintah-pemerintah negara itu untuk memerangi al Qaida, yang menggunakan padang pasir Sahara sebagai tempat persembunyian yang aman. (S008/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010